BANJARMASIN – Sepertinya pemerintah pusat dan seluruh masyarakat Indonesia harus mengakui bahwa gelaran Banjarmasin Sasirangan Festival (BSF) yang dilaksanakan Pemko Banjarmasin dan Dekranasda Kota Banjarmasin setiap tahunnya, layak masuk dalam agenda pariwisata nasional. Betapa tidak, selain acaranya murni untuk mengakat budaya, kearifan lokal serta pereknomian masyarakat, kegiatan tersebut juga memberikan hiburan alternatif bagi seluruh lapisan masyarakat, tak hanya lingkup Kota Bnajarmasin tetapi juga untuk skala nasional, bahkan internasional. Seperti terlihat di kegiatan Parade Sasirangan, selain diikuti seluruh ASN lingkup Pemko Banjarmasin, dalam aksi mengarak kain sasirangan itu, ratusan siswa sekolah, komunitas, BUMD, utusan dari luar pulau kalimantan dan masyarakat umum, tuah ruah disepanjang protokol kota ini. Aksi arak-arak kain yang dahulunya merupakan pakaian kaum kerajaan Banjar ini, bertujuan untuk mengajak seluruh lapisan masyarakat Bumi Kayuh Baimbai lebih mencintai budaya serta menjunjungi adat istiadat yang telah ada sejak ratusan tahun lalu. Arak-arakan kain sasirangan itu tidak hanya dilakukan lewat jalur darat, tetapi juga juga dilakukan lewat jalur sungai dengan menggunakan puluhan perahu (jukung). Mereka berlayar dari Siring Balai Kota menuju Siring Menara Pandang sambil membawa bendera motif kain sasirangan, serta melakukan berbagai macam bentuk formasi jukung di sepanjang Sungai Martapura yang dilewati. Tat ayal, aksi inipun menjadikan sebuah tontonan publik yang paling menarik di awal tahun 2019 ini. Walikota Banjarmasin H Ibnu Sina yang melepas langsung keberangkatan peserta Parade Sasirangan kembali mengatakan, parade sasirangan itu merupakan rangkaian kegiatan BSF tahun 2019. Dengan adanya kegiatan tersebut diharapkan bisa menjadikan kain sasirangan sebuah kebanggan bagi seluruh masyarakat kota ini. “Kain sasirangan itu boleh dipakai secara resmi, boleh dipakai secara santai, boleh untuk ke Surau atau olahraga juga boleh,” ucapnya.
Mudah-mudahan, kegiatan BSF ini bisa terus diselenggarakan acara rutin. “Mudah-mudahan kegiatan seperti ini tahun depan tetap bisa kita gelar kembali,” harapnya. Selain mengarak kain yang juga dahulunya dipercaya sebagai alat untuk menyembuhkan penyakit, seluruh peserta parade sasirangan sesampainya di Siring Menara Pandang disuguhi hiburan berupa fashion show pakaian sasirangan, yang diperagakan oleh para ASN lingkup Pemko Banjarmasin. Kemudian ada juga Lomba Desain Motif Sasirangan, yang diikuti para pengrajin kain sasirangan. Nah, untuk lomba tersebut, H Ibnu Sina bersama Ketua Dekranasda Kota Banjarmasin datang ke lokasi lomba untuk melakukan penjurian. Dan kepada awak media ia menerangkan, kegiatan lomba desain motif sasirangan yang diikuti sekira 40 orang pengrajin kain sasirangan itu, diselenggarakan untuk memberikan kesepampatan kepada para pengrajin dalam mengeksplor kemampuan dan keterampilan dalam pewarnaan menyirang. “Disinilah kita ingin agar motif-motif ini tidak ketinggalan dengan gaya-gaya dan minat-minat dari warga,” ucapnya. Bagi pemenang dalam lomba tersebut, terangnya, hasil karyanya akan dijadikan seragam harijadi Kota Banjarmasin yang ke 493. “Kami Pemerintah Kota Banjarmasin berkomitmen bahwa yang terbaik dalam loma motif ini, masuk nominasi untuk menjadi seragam kegiatan harijadi Kota Banjarmasin yang ke 493,” pungkasnya. Untuk lomba fashion show yang diikuti para ASN per SKPD lingkup Pemko Banjarmasin, keluar sebagai pemenang pertama Badan Keuangan Daerah, dan untuk juara kedua Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Banjarmasin. Hadiah untuk para pemenang lomba tersebut diserahkan langsung oleh Wakil Walikota Banjarmasin H Hermasnyah. Kegiatan parade sasirangan tersebut juga diikuti Sekda Kota Banjarmasin H Hamli Kursani, para kepala SKPD, Wakil Ketua Dekranasda Kota Banjarmasin Hj Siti Fatimah, dan Wakil Ketua TP PKK Kota Banjarmasin Hj Aneta Olpah, juga dilakukan pembagian door prize mulai dari sepeda motor, sepeda, hingga peralatan elektronik.(humpro-bjm)
Posting Komentar