Ia tidak ingin, para top manager disemua lingkup dinas yang ada di kota berslogan Kayuh Baimbai itu dalam bekerja hanya berserah dengan bawahannya saja.
Ha ini dikatakannya saat membuka Bimbingan Teknis Perencanaan Pembangunan bagi ASN Kota Banjarmasin, Kamis (27/02).
Kegiatan yang dilaksanakan di Diklat Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) yang dihadiri Wakil Walikota Banjarmasin H Hermansyah dan diikuti pejabat eselon II dan III itu, juga menghadirkan narasumber dari Universitas Indonesia Profesor Emeritus Doradjatun Kuntjoro-Jakti, Ph D.
Masih menurut H Ibnu Sina, dengan memahami perencanaan pembangunan dengan baik, maka seluruh program pembangunan yang telah direncanakan akan terselesaikan dengan baik. “Ketika kita memahami perencanaan dengan baik, insyaallah 50 persen tugas kita akan selesai dengan baik. Tapi ketika gagal dalam merencanakan, berarti kita gagal dalam bekerja, itu yang penting untuk diingat,” ucapnya
Ia berharap, dalam kegiatan Diklat yang dilaksanakan selama dua hari dari tanggal 27 hingga 28 Februari 2020 itu bisa langsung diarahkan ke studi kasus, dengan contoh perencanaan yang ada di masing-masing SKPD. “Bagaimana terkait dengan program smart city nya, kitamemerlukan 2 tahun mengintegrasikan dengan seluruh SKPD terkait, dan saya kira pengalaman 2 tahun itu penting untuk diketahui bagaimana proses perencanaan yang berkesinambungan di sustainable development yang ada di masing-masing kota itu, itu menjadi referensi yang harus dikuasai minimal oleh Bappeda,” harapnya.
Kegiatan yang dilaksanakan Pemko Banjarmasin ini, mendapat apresiasi dari Kepala Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI), Riatu Mariatul Qibthiyyah PhD..
Pasalnya, dalam kegiatan tersebut pesertanya tidak hanya datang dari satu instansi saja, tetapi dari berbagai instanasi hingga kecamatan.
Makanya, ia menyatakan apa yang dilakukan Pemko Banjarmasin, sangat patut dicontoh daerah lain. “Ini menjadi satu contoh bahwa Kota Banjarmasin dibandingan dengan bimbingan teknis yang lain biasa dibagi-bagi berdasarkan struktur, tapi dengan mix (gabungan) seperti ini maka feedback akan lebih terjadi,” ucapnya.
Kontek perencanaan pembangunan itu, bebernya, tidak hanya melihat dari segi internal pemerintah saja, tapi juga harus saling kolaborasi antara pemerintah dan pihak lainnya, seperti dengan akademik pembangunan, dunia pendidikan di Kalimantan Selatan khususnya dan juga dengan masyarakat atau komunitasnya.(prokom-bjm)
Posting Komentar