BANJARMASIN – Menkes RI Prof Dr dr Nila Djuwita F Moeloek, Sp.M (K)
menyatakan peningkatan cakupan serta mutu imunisasi yang dilakukan Pemko
sudah sangat baik.
Terlebih lagi, lanjut Menkes, yang melaksanakan kegiatan tersebut bukan hanya tenaga kesehatan, tetapi juga dilakukan oleh TP PKK Kota Banjarmasin dengan cara turun langsung ke lapangan menemui warga.
Namun begitu, Nila Djuwita F Moeloek tetap menyarankan agar dalam meningkatkan mutu tersebut, hendaknya yang dilibatkan bukan hanya organisasi TP PKK Kota Banjarmasin saja, tetapi semua organisasi kemasyarakatan di kota seribu sungai.
Sehingga, terangnya, capaian imunisasi yang diharapkan dapat lebih maksimal. "Apa yang dilakukan Pemerintah Kota Banjarmasin sangat baik, apalagi PKK nya juga ikut mendukung peningkatan mutu imunisasi, tapi alangkah lebih baik lagi bila tak hanya PKK yang dilibatkan, tetapi semua organisasi kemasyarakat juga dapat dilibatkan," ujarnya, saat memberikan komentar atas paparan Walikota Banjarmasin H Ibnu Sina, Rabu (04/04).
H Ibnu Sina bersama para kepala daerah lain, memberikan paparannya dalam kegiatan dialog di kegiatan Rakerkesda bertemakan Bergerak Sinergi Kebijakan Pemerintah Pusat dan Daerah untuk Mewujudkan Universal Health Coverage melalui Percepatan Eliminasi Tuberculosis, Penurunan Stunting (Gagal Tumbuh Kembang Anak Balita) dan Peningkatan Cakupan Serta Mutu Imunisasi Menuju Kalimantan Selatan Sehat.
Dalam salah satu paparannya, pemimpin Bumi Kayuh Baimbai ini menyatakan, peningkatan cakupan serta mutu imunisasi di Kota Banjarmasin telah dilakukan Pemko Banjarmasin dengan cara menurunkan tim reaksi cepat, selanjutnya tim tersebut turun ke daerah-daerah pinggiran di Kota Banjarmasin.
Karena itulah, Menkes menyatakan apa yang telah dilakukan Pemko Banjarmasin itu sudah sangat baik.
Kegiatan Rakerkesda yang dilaksanakan di Ball Room, Hotel Rattan In Banjarmasin itu, selain dihadiri Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor juga dihadiri para kepala daerah serta jajaran Forkopimda Provinsi Kalsel.
Dalam sambutannya, pria yang akrab disapa Paman Birin ini menyatakan, salah satu bentuk dukungan kongkret yang telah dilakukannya untuk percepatan eliminasi tuberculosis adalah, dengan memberikan penyuluhan langsung ke masyarakat yang ada di daerah pedalaman.
Dalam kegiatan tersebut, Paman Birin juga berpesan, agar para petugas kesehatan hendaknya memberikan pelayanan terbaik kepada seluruh lapisan masyarakat. "Layani masyarakat dngan sebaik baiknya. Karena negeri ini dibangun dari duit rakyat, pajak pajak itulah sumbernya. Jadi jangan mentang-mentang. Untuk menuju ke sana, sinergitas jawabannya. Sepintar apapun tak bisa sukses tanpa sinergitas," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel, M Muslim, usaha penurunan stunting melalui pencegahan dan intervensi gizi dilakukan dengan upaya-upaya melalui pendekatan “lifecycle”, utamanyapada remajamelalui transformasi UKS, pemberantasan kecacingan, tablet tambah darah, KIE kesehatan bagi calon pengantin, penundaanperkawinan atau kehamilansampai usia 20 tahun. “Untuk mendukung pelaksanaan danintervensipenurunan stuntingperludidukung surveilans gizidan pemenuhan dan pemerataan tenaga gizi serta perbaikan sanitasilingkungan dan peningkatan akses air bersih,” ucapnya.
Dan untuk tahun 2018 ini, bebernya, Dinkes Provinsi Kalsel akan melakukan imunisasi kepada 1.120.000 anak.
Rangkaian lain dari kegiatan tersebut penandatangan komitmen bersama seluruh kepala daerah tentang Bergerak Sinergi Kebijakan Pemerintah Pusat dan Daerah untuk Mewujudkan Universal Health Coverage melalui Percepatan Eliminasi Tuberculosis, Penurunan Stunting dan Peningkatan Cakupan Serta Mutu Imunisasi Menuju Kalimantan Selatan Sehat.(humpro-bjm)
Terlebih lagi, lanjut Menkes, yang melaksanakan kegiatan tersebut bukan hanya tenaga kesehatan, tetapi juga dilakukan oleh TP PKK Kota Banjarmasin dengan cara turun langsung ke lapangan menemui warga.
Namun begitu, Nila Djuwita F Moeloek tetap menyarankan agar dalam meningkatkan mutu tersebut, hendaknya yang dilibatkan bukan hanya organisasi TP PKK Kota Banjarmasin saja, tetapi semua organisasi kemasyarakatan di kota seribu sungai.
Sehingga, terangnya, capaian imunisasi yang diharapkan dapat lebih maksimal. "Apa yang dilakukan Pemerintah Kota Banjarmasin sangat baik, apalagi PKK nya juga ikut mendukung peningkatan mutu imunisasi, tapi alangkah lebih baik lagi bila tak hanya PKK yang dilibatkan, tetapi semua organisasi kemasyarakat juga dapat dilibatkan," ujarnya, saat memberikan komentar atas paparan Walikota Banjarmasin H Ibnu Sina, Rabu (04/04).
H Ibnu Sina bersama para kepala daerah lain, memberikan paparannya dalam kegiatan dialog di kegiatan Rakerkesda bertemakan Bergerak Sinergi Kebijakan Pemerintah Pusat dan Daerah untuk Mewujudkan Universal Health Coverage melalui Percepatan Eliminasi Tuberculosis, Penurunan Stunting (Gagal Tumbuh Kembang Anak Balita) dan Peningkatan Cakupan Serta Mutu Imunisasi Menuju Kalimantan Selatan Sehat.
Dalam salah satu paparannya, pemimpin Bumi Kayuh Baimbai ini menyatakan, peningkatan cakupan serta mutu imunisasi di Kota Banjarmasin telah dilakukan Pemko Banjarmasin dengan cara menurunkan tim reaksi cepat, selanjutnya tim tersebut turun ke daerah-daerah pinggiran di Kota Banjarmasin.
Karena itulah, Menkes menyatakan apa yang telah dilakukan Pemko Banjarmasin itu sudah sangat baik.
Kegiatan Rakerkesda yang dilaksanakan di Ball Room, Hotel Rattan In Banjarmasin itu, selain dihadiri Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor juga dihadiri para kepala daerah serta jajaran Forkopimda Provinsi Kalsel.
Dalam sambutannya, pria yang akrab disapa Paman Birin ini menyatakan, salah satu bentuk dukungan kongkret yang telah dilakukannya untuk percepatan eliminasi tuberculosis adalah, dengan memberikan penyuluhan langsung ke masyarakat yang ada di daerah pedalaman.
Dalam kegiatan tersebut, Paman Birin juga berpesan, agar para petugas kesehatan hendaknya memberikan pelayanan terbaik kepada seluruh lapisan masyarakat. "Layani masyarakat dngan sebaik baiknya. Karena negeri ini dibangun dari duit rakyat, pajak pajak itulah sumbernya. Jadi jangan mentang-mentang. Untuk menuju ke sana, sinergitas jawabannya. Sepintar apapun tak bisa sukses tanpa sinergitas," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel, M Muslim, usaha penurunan stunting melalui pencegahan dan intervensi gizi dilakukan dengan upaya-upaya melalui pendekatan “lifecycle”, utamanyapada remajamelalui transformasi UKS, pemberantasan kecacingan, tablet tambah darah, KIE kesehatan bagi calon pengantin, penundaanperkawinan atau kehamilansampai usia 20 tahun. “Untuk mendukung pelaksanaan danintervensipenurunan stuntingperludidukung surveilans gizidan pemenuhan dan pemerataan tenaga gizi serta perbaikan sanitasilingkungan dan peningkatan akses air bersih,” ucapnya.
Dan untuk tahun 2018 ini, bebernya, Dinkes Provinsi Kalsel akan melakukan imunisasi kepada 1.120.000 anak.
Rangkaian lain dari kegiatan tersebut penandatangan komitmen bersama seluruh kepala daerah tentang Bergerak Sinergi Kebijakan Pemerintah Pusat dan Daerah untuk Mewujudkan Universal Health Coverage melalui Percepatan Eliminasi Tuberculosis, Penurunan Stunting dan Peningkatan Cakupan Serta Mutu Imunisasi Menuju Kalimantan Selatan Sehat.(humpro-bjm)
Posting Komentar