Banjarmasin - Banjamasin Sasirangan Festival (BSF) tahun 2020, tidak hanya menyajikan hiburan atau entertainment, kali ini kegiatan promosi sasirangan itu turut menyajikan sarana education atau pembelajaran bagi pengrajin sasirangan terkait limbah dari proses pengerjaan motif kain khas kota Banjarmasin itu.
Lewat alat pengolah limbah sasirangan yang ditampilkan pada saat lomba motif sasirangan di Rumah Anno 1925 pada Kamis 5 Maret 2020 mampu membuat air limbah sasirangan yang PH asalnya berkisar di angka 14 menjadi PH normal di angka 7.
Alat sederhana ini rencananya akan diperbanyak oleh Dekranasda Kota Banjamasin dengan menggandeng para pengrajin sasirangan yang kemudian ditujukan pengajuan kepada pihak Pemkot Banjarmasin untuk pengadaan alat tersebut.
"Nanti akan menggandeng para pengrajin, kita mungkin akan mengajukan kepada pemerintah kota barangkali apakah bisa diarahkan Banjarmasin CSR atau yang lainnya," ujar Ketua Dekranasda Kota Banjarmasin, Hj Siti Wasilah.
Ia mengaku memiliki harapan yang sangat sederhana yakni para pengrajin yang berada di tepi sungai sebelum mereka buang langsung ke sungai limbah pewarna, maka harus disediakan penampungan dengan alat pengolah limbah tersebut.
"Jadi bantuannya kan sederhana itu ada penampungan dulu baru dengan sistem sederhana ini mudah-mudahan kita bisa bantu para pengrajin kita sebelum mereka buang langsung," paparnya.
"Dengan alat sederhana ini, air limbah menjadi air yang aman untuk menetes aja lagi ke sungai, yang ini jelas aman," tambahnya.
Sementara Walikota Banjarmasin, H Ibnu Sina mengungkapkan, alat ini mampu untuk mengurangi pencemaran di badan air, menurutnya dari penyaring sederhana ini dengan kapasitas 200 lembar kain bisa bekerja dengan baik sehingga kemudian air yang keluar yang asalnya pekat begini kemudian dalam proses sirkulasi selama 1 jam itu sudah bisa bersih secara fisik.
"Jadi indikator kualitas air dan parameternya bisa dicek nanti secara fisik sudah tidak berwarna hitam lagi," bebernya.
H Ibnu Sina mengapresiasi kepada para pengrajin yang memiliki alat pengolah limbah tersebut, apalagi ujarnya untuk memiliki alat tersebut tidak mesti harus mengeluarkan biaya yany besar.
"Rp500 ribu saja ini modalnya, dengan begini limbah sasirangan tidak akan mencemari sungai lagi, karena PH yang dikeluarkan mendekati bahkan kategori aman," jelasnya. (Diskominfotik-mz)
Posting Komentar