Menurutnya, kapal dari Negara Australia itu berpenumpang 50 orang dengan 36 ABK.
Mereka dari Darwin langsung menuju Kota Makasar, beberapa hari di Kota Makasar kemudian melanjutkan perjalanannya ke KOta Banjarmasin. “Ya saya juga tidak tahu dari mana sumbernya bahwa Samarinda menolak. Sebetulnya rute mereka ini tidak ada sama sekali ke Samarinda, pada tanggal 27 Febuari dari Darwin menuju Makasar dan di Makasar mereka lama sekali tinggal hampir 10 hari dan mereka mengunjungi pulau-pulau lalu sampai jadwal berikutnya mereka tiba di Banjarmasin,” ucapnya H Ibnu Sina, Minggu (15/03)
Sebelum singgah di kota berjuluk seribu sungai, lanjut H Ibnu Sina, seluruh penumpang beserta ABK kapal tersebut terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan kesehatan oleh pihak KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan) dan ketika sudah tiba di Pelabuhan Trisakti Banjarmasin kembali seluruh ABK dan Penumpangnya diperiksan oleh KKP.
Kemudian, pada tanggal 13 Maret 2020, semua pihak terkait dengan kedatangan kapal tersebut di Pelabuhan Trisakti Banjarmasin memutuskan, kapal berbendera Negara Australia itu bisa sandar di Pelabuhan Trisakti Banjarmasi dengan sejumlah persyaratan, salah satunya adalah kondisi para ABK dan seluruh penumpang kapal tersebut sehat. “Iya ada pemeriksaan. Sebelumnya juga ada informasi dari Makasar mereka semua sehat. Tetapi kita tetap menerapkan standar untuk antisipasi sehingga KKP ( Kantor Kesehatan pelabuhan) memastikan dulu bahwa kondisi merek sehat. Dan pada tanggal 13 mereka ke Banjarmasin dan oleh para pihak memutuskan mereka bisa sandar di Trisakti Banjarmasin dengan sejumlah ketentuan bahwa kondisi mereka dalam keadaan sehat,” jelasnya.(prokom-bjm)
Posting Komentar