BANJARMASIN – Pemko Banjarmasin kedatangan tamu istimewa, Selasa (19/02). Mereka adalah rombongan Setjen Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas). Kedatangannya ke Balai Kota Banjarmasin untuk melaksanakan pembinaan ketahanan nasional berkelanjutan. Dalam pertemuan di Ruang Rapat Berintegrasi, Balai Kota Banjarmasin, Walikota Banjarmasin H Ibnu Sina bersama jajaran SKPD lingkup Pemko Banjarmasin memaparkan kepada Deputi Pengembangan, Marsekal Muda Sungkono, berbagai kemajuan menyangkut ketahanan nasional, diantaranya seperti tentang kemajuan pembangunan disektor perekonomian masyarakat dengan menciptakan Wira Usaha Baru, dan disektor lingkungan dengan menerapkan larangan penggunaan kantong plastik, penggunaan tumbler, dan terkait pengolahan sampah. Menurut H Ibnu Sina, Banjarmasin adalah kota pertama di Indonesia yang melarang penggunaan kantong plastik. Larangann itu, katanya, adalah wujud kepedulian Pemko Bnajarmasin terhadap masa depan generasi. “Jadi jauh sebelum Bogor dan Denpasar, Banjarmasin per 1 Juni 2016 dengan Perwali Nomor 18, kita sudah melarang penggunaan kantong plastik di minimarket atau toko modern, dampaknya juga sudah bisa kita lihat hari ini, dari 15 persen komposisi sampah plastik yang masuk ke TPA, saat ini telah turun mencapai 3 sampai 4 persen,” terangnya. Jadi, lanjutnya, bila jumlah total sampah 600 ton per hari, maka dengan adanya larangan tersebut bisa mereduksi 3 sampai 5 persen sampah per hari. Selain itu, mantan anggota DPRD Kalsel ini juga menjelaskan perangkat lain yang dibentuk Pemko Banjarmasin untuk menunjang pengurangan sampah seperti pembentukan bank sampah untuk mereduksi sampah plastik, dengan jumlah sekira 249 unit dan 1 unit bank sampah induk.
Usaha lainnya yang dilakukan Pemko Banjarmasin dalam penguatan ketahanan disektor lingkungan adalah dengan menerapkan penggunaan tumbler di sekolah dan perkantoran. “Tanggal 3 Februari lalu kita tidak lagi menggunakan botol kemasan tetapi menggunakan gelas dan juga tumbler, ini dilakukan untuk mengurangi sampah plastik, dan makanan-makanan di kota ini rata-rata tidak ada yang pakai pewarna atau bahan pangan yang berbahaya,” jelasnya. Selain tentang sampah, ia juga menjelaskan tentang beberapa fasilitas pendukung ketahanan nasional seperti perhatian terhadap penyandang disabilitas dengan membuat trotoar ramah difable, fasilitas untuk penyandang difable perkantoran dan sekolah inklusif.(humpro-bjm)
Posting Komentar