BANJARMASIN – Gerakan Menuju 100 Smart City yang dilaksanakan Pemko
Banjarmasin sejak awal tahun 2018 tadi, mendapat apresiasi dari
Kementerian Komunikasi dan Informatika RI.
Dalam kegiatan Closing Ceremony Gerakan Menuju 100 Smart City 2018, di Gedung ICE BSD, Tangerang Selatan, Menkominfo RI, Rudiantara melalui Dirjen Samuel Simorangkir menyerahkan Tropy Penghargaan Gerakan 100 Smart City Indonesia kepada Walikota Banjarmasin H Ibnu Sina, Jumat (14/12).
Penghargaan tersebut diterima setelah H Ibnu Sina bersama Kadiskominfotik dan Tim Command Center Pemko Banjarmasin mempresetansikan Masterplan (rencana induk) Smart City Banjarmasin, dihadapan tim asesor yg terdiri dari Tenaga Ahli Menteri Kominfo, ITB dan UGM.
Dalam presentasinya, orang nomor satu di kota berjuluk seribu sungai ini menjelaskan tentang visi smart city Kota Banjarmasin yang mewujudkan Banjarmasin Kota Sungai sebagai D’river Smart City yang mengedepankan kearifan lokal.
Kegiatan Closing Ceremony Gerakan Menuju 100 Smart City 2018 dilaksanakan Sebagai bentuk dukungan Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah dalam rangka mengimplementasikan Smart City. Dan Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerjasama Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Keuangan, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian PANRB, Kementerian PPN/BAPPENAS, Kementerian PUPR, Kantor Staf Presiden, dan Kompas Gramedia, menyelenggarakan evaluasi terhadap master plan dan quick wins smart city “Gerakan Menuju 100 Smart City”, yang diselenggarakan pada tanggal 12-14 Desember 2018.
Sekedar mengingatkan, Kota Banjarmasin terpilih bersama 50 kota lainnya mengikuti Gerakan Menuju 100 Smart City Indonesia tahap 2.
Dalam kegiatan yang dilaksanakan sejak awal tahun 2018 itu, tim smart city Kota Banjarmasin telah mengikuti bimbingan dan workshop selama 3 bulan hingga terbentuknya Dewan Smart City Banjarmasin serta telah menghasilkan buku 1 dan buku 2, sehingga roadmap smart city Banjarmasin sudah disepakati dan secara bertahap akan diwujudkan.
Menteri Komunikasi dan Informasi RI, Rudiantara mengatakan, gerakan menuju 100 Smart City sudah dimulai sejak tahun 2017 yang kala itu diikuti oleh 25 kabupaten/kota.
Tahun 2018 terpilih 50 kabupaten/kota dan akan disusul 25 kabupaten kota lainnya di tahun 2019.
Pemilihan 100 kabupaten/kota berdasarkan berbagai faktor seperti kondisi keuangan daerah, peringkat dan status kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah (Data Depdagri), serta indeks kota hijau (versi Kementerian PUPR).
Bahan pertimbangan lain adalah, kesiapan daerah yang diukur dari visi kepala daerah, kelengkapan infrastruktur, regulasi dan SDM yang mengacu pada konsep pemerataan dan nawacita.
Gerakan menuju 100 Smart City sendiri adalah gerakan yang diinisiasi Kementerian Kominfo dan didukung oleh Depdagri, Bappenas, Kementriuan PUPR, Kantor Staf Kepresidenan, Departemen Keuangan, Serta Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia. Sedangkan tim ahli terdiri dari akademisi, praktisi dari UI, ITB, UGM, BPPT, INSW, KTII dan Citaasia. "Dulu pemerintah menjadi regulator, namun kini berubah menjadi fasilitator dan akselerator terhadap masyarakat. Sehingga, pelayanan cepat, sederhana, efisien bisa terwujud. Pemerintah harus menanyakan kebutuhan masyarakatnya dan mampu memenuhinya,"ujarnya.
Pada tempat yang sama, Walikota Tangerang Selatan yang juga Ketua Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia Airin Rachmi Diany mengatakan, melalui program Smart City ini kota dan kabupaten di daerah tak lagi bersaing, tetapi maju bersama.
Reformasi birokrasi melalui inovasi, lanjutnya, bukan saja menjadi kebutuhan tetapi sudah menjadi keharusan yang dilakukan saat ini dan ke depannya. (humpro-bjm)
Dalam kegiatan Closing Ceremony Gerakan Menuju 100 Smart City 2018, di Gedung ICE BSD, Tangerang Selatan, Menkominfo RI, Rudiantara melalui Dirjen Samuel Simorangkir menyerahkan Tropy Penghargaan Gerakan 100 Smart City Indonesia kepada Walikota Banjarmasin H Ibnu Sina, Jumat (14/12).
Penghargaan tersebut diterima setelah H Ibnu Sina bersama Kadiskominfotik dan Tim Command Center Pemko Banjarmasin mempresetansikan Masterplan (rencana induk) Smart City Banjarmasin, dihadapan tim asesor yg terdiri dari Tenaga Ahli Menteri Kominfo, ITB dan UGM.
Dalam presentasinya, orang nomor satu di kota berjuluk seribu sungai ini menjelaskan tentang visi smart city Kota Banjarmasin yang mewujudkan Banjarmasin Kota Sungai sebagai D’river Smart City yang mengedepankan kearifan lokal.
Kegiatan Closing Ceremony Gerakan Menuju 100 Smart City 2018 dilaksanakan Sebagai bentuk dukungan Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah dalam rangka mengimplementasikan Smart City. Dan Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerjasama Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Keuangan, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian PANRB, Kementerian PPN/BAPPENAS, Kementerian PUPR, Kantor Staf Presiden, dan Kompas Gramedia, menyelenggarakan evaluasi terhadap master plan dan quick wins smart city “Gerakan Menuju 100 Smart City”, yang diselenggarakan pada tanggal 12-14 Desember 2018.
Sekedar mengingatkan, Kota Banjarmasin terpilih bersama 50 kota lainnya mengikuti Gerakan Menuju 100 Smart City Indonesia tahap 2.
Dalam kegiatan yang dilaksanakan sejak awal tahun 2018 itu, tim smart city Kota Banjarmasin telah mengikuti bimbingan dan workshop selama 3 bulan hingga terbentuknya Dewan Smart City Banjarmasin serta telah menghasilkan buku 1 dan buku 2, sehingga roadmap smart city Banjarmasin sudah disepakati dan secara bertahap akan diwujudkan.
Menteri Komunikasi dan Informasi RI, Rudiantara mengatakan, gerakan menuju 100 Smart City sudah dimulai sejak tahun 2017 yang kala itu diikuti oleh 25 kabupaten/kota.
Tahun 2018 terpilih 50 kabupaten/kota dan akan disusul 25 kabupaten kota lainnya di tahun 2019.
Pemilihan 100 kabupaten/kota berdasarkan berbagai faktor seperti kondisi keuangan daerah, peringkat dan status kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah (Data Depdagri), serta indeks kota hijau (versi Kementerian PUPR).
Bahan pertimbangan lain adalah, kesiapan daerah yang diukur dari visi kepala daerah, kelengkapan infrastruktur, regulasi dan SDM yang mengacu pada konsep pemerataan dan nawacita.
Gerakan menuju 100 Smart City sendiri adalah gerakan yang diinisiasi Kementerian Kominfo dan didukung oleh Depdagri, Bappenas, Kementriuan PUPR, Kantor Staf Kepresidenan, Departemen Keuangan, Serta Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia. Sedangkan tim ahli terdiri dari akademisi, praktisi dari UI, ITB, UGM, BPPT, INSW, KTII dan Citaasia. "Dulu pemerintah menjadi regulator, namun kini berubah menjadi fasilitator dan akselerator terhadap masyarakat. Sehingga, pelayanan cepat, sederhana, efisien bisa terwujud. Pemerintah harus menanyakan kebutuhan masyarakatnya dan mampu memenuhinya,"ujarnya.
Pada tempat yang sama, Walikota Tangerang Selatan yang juga Ketua Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia Airin Rachmi Diany mengatakan, melalui program Smart City ini kota dan kabupaten di daerah tak lagi bersaing, tetapi maju bersama.
Reformasi birokrasi melalui inovasi, lanjutnya, bukan saja menjadi kebutuhan tetapi sudah menjadi keharusan yang dilakukan saat ini dan ke depannya. (humpro-bjm)
Posting Komentar