Hamli : Makanan Khas Banjar Jangan Terpaku Batas Teritorial
BANJARMASIN – Festival Kuliner Banjar 2018 ulah gawe TP PKK Kota
Banjarmasin bersama Pemko Banjarmasin merupakan agenda kegiatan tahunan
yang selalu ditunggu-tunggu publik kota seribu sungai.
Betapa tidak, selain menyuguhkan beragam kuliner khas kota seribu sungai, dalam kegiatan yang dibuka oleh Walikota Banjarmasin H Ibnu Sina melalui Sekda Kota Banjarmasin H Hamli Kursani itu, juga terdapat beragam minuman, satu diantaranya beragam jenis wedang kopi.
Kegiatan yang dipusatkan di Siring Balai Kota Banjarmasin itu, akan dilaksanakan sampai hari Minggu (09/12), dengan rangkaian, pemecahan rekor atas penyajian Nasi Astakona terbesar dan terlengkap oleh Museum Rekor Indonesia (MURI), kemudian masakan dan wadai khas Banjar, masakan nusantara dari 10 daerah, peluncuran buku Nasi Astakona, Senam Banjar dan Senam Zumba, lomba foto masakan khas Banjar, lomba bemasak gasan mama, dan lomba meulak sambal.
H Hamli Kursani menyatakan, sebagai ibukota Provinsi Kalsel maka sudah sewajarnya bila beragam kuliner tersedia di kota ini.
Untuk itu, ia berpesan agar masyarakat kota seribu sungai dapat menyajian beragam makanan khas dari berbagai daerah di Kalsel di kota ini, sehingga setiap orang yang berkunjung dapat dengan mudah menemukannya. “Ada beberapa hal tambahan yang perlu juga kita perhatikan dan perlu kita pahami, makanan Banjar ini jangan terpaku pada batasan-batasan teritorial administrasi. Karena kuliner Banjar ini sebetulnya sudah sampai ke luar negeri. Jadi saya berharap beragam kuliner yang ada di provinsi ini tersedia di Kota Banjarmasin,” ujarnya.
Hal lain yang disampaikannya dalam kegiatan yang dihadiri Wakil Ketua TP PKK I dan II Kota Banjarmasin Hj Siti Fatimah dan Hj Aneta Olpah serta para kepala SKPD dan jajaran Forkopimda Kota Banjarmasin itu agar, seluruh komponen masyarakat bisa bersama-sama mengangkat makanan khas tradisional agar lebih dikenal dan digemari seluruh lapisan masyarakat terutama generasi muda. “Jadi perlu juga dilakukan terobosan–terobosan baru yang lebih inovatif, seperti menjadikan makanan khas tradisional kuliner Banjar sebagai bagian dari kegiatan ekstra kulikuler di sekolah. Hal ini tentunya akan memotivasi kita untuk terus berkreasi dan berinovasi dalam mempromosikan kuliner warisan budaya banjar tersebut,” ucapnya.
Hamli pun berpesan para peserta kegiatan tersebut bisa menjadikan event tersebut sebagai sarana mengembangkan potensi kuliner warisan budaya Banjar. Kemudian bisa memanfaatkan kesempatan Festival Kuliner Banjar ini untuk mempromosikan dan menambah wawasan tentang kuliner khas Banjar. Dan para peserta diharapkan mampu meningkatkan popularitas kuliner khas Banjar, agar tetap lestari sebagai kekayaan dan kearifan lokal Kota Banjarmasin. “Festival ini juga bisa dijadikan tolak ukur pembinaan Pemerintah Kota Banjarmasin terhadap eksistensi kuliner khas Banjar. Tentunya juga menjadi wadah untuk mengapresiasikan makanan khas tradisional, serta untuk lebih menggali lagi potensi kuliner warisan budaya Banjar yang belum terangkat,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Muhammad Ikhsan Alhaq dalam laporannya menyatakan, Festival Kuliner Banjar 2018 ini merupakan kegiatan kali kedua yang telah dilaksanakan TP PKK Kota banarmasin bersama Pemko Banjarmasin.
Kegiatan pertama, terangnya, dilaksanakan di tahun 2017, saat itu Pemko Banjarmasin berhasil memecahkan rekor MURI penyajian wadai ipau terbanyak kurang lebih 1000 Wadai Ipau. “Kegiatan di tahun 2018 ini diikuti 52 stand dari beberapa unsur atau anggota Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI),” ujarnya.
Dikatakannya lagi, puncak dari kegiatan Festival Banjar akan dilaksanakan pada hari Sabtu (8/12), dimana akan dilaksanakan dua agenda kegiatan utama yakni Peluncuran Buku Nasi Astakona yang ditulis oleh Ibu Ketua TP PKK Kota Banjarmasin Hj Siti Wasilah, dan pemecahan rekor Nasi Astakona yang nanti akan dicatat di Museum Rekor Indonesia (MURI). “Mudah-mudahan acaranya berjalan dengan baik dan lancar. disamping banyak rangkaian kegiatan yang dilakukan selama 3 hari, ada juga talkshow yang insya Allah akan dihadiri Walikota Banjarmasin H Ibnu Sina,” katanya.(humpro-bjm)
Betapa tidak, selain menyuguhkan beragam kuliner khas kota seribu sungai, dalam kegiatan yang dibuka oleh Walikota Banjarmasin H Ibnu Sina melalui Sekda Kota Banjarmasin H Hamli Kursani itu, juga terdapat beragam minuman, satu diantaranya beragam jenis wedang kopi.
Kegiatan yang dipusatkan di Siring Balai Kota Banjarmasin itu, akan dilaksanakan sampai hari Minggu (09/12), dengan rangkaian, pemecahan rekor atas penyajian Nasi Astakona terbesar dan terlengkap oleh Museum Rekor Indonesia (MURI), kemudian masakan dan wadai khas Banjar, masakan nusantara dari 10 daerah, peluncuran buku Nasi Astakona, Senam Banjar dan Senam Zumba, lomba foto masakan khas Banjar, lomba bemasak gasan mama, dan lomba meulak sambal.
H Hamli Kursani menyatakan, sebagai ibukota Provinsi Kalsel maka sudah sewajarnya bila beragam kuliner tersedia di kota ini.
Untuk itu, ia berpesan agar masyarakat kota seribu sungai dapat menyajian beragam makanan khas dari berbagai daerah di Kalsel di kota ini, sehingga setiap orang yang berkunjung dapat dengan mudah menemukannya. “Ada beberapa hal tambahan yang perlu juga kita perhatikan dan perlu kita pahami, makanan Banjar ini jangan terpaku pada batasan-batasan teritorial administrasi. Karena kuliner Banjar ini sebetulnya sudah sampai ke luar negeri. Jadi saya berharap beragam kuliner yang ada di provinsi ini tersedia di Kota Banjarmasin,” ujarnya.
Hal lain yang disampaikannya dalam kegiatan yang dihadiri Wakil Ketua TP PKK I dan II Kota Banjarmasin Hj Siti Fatimah dan Hj Aneta Olpah serta para kepala SKPD dan jajaran Forkopimda Kota Banjarmasin itu agar, seluruh komponen masyarakat bisa bersama-sama mengangkat makanan khas tradisional agar lebih dikenal dan digemari seluruh lapisan masyarakat terutama generasi muda. “Jadi perlu juga dilakukan terobosan–terobosan baru yang lebih inovatif, seperti menjadikan makanan khas tradisional kuliner Banjar sebagai bagian dari kegiatan ekstra kulikuler di sekolah. Hal ini tentunya akan memotivasi kita untuk terus berkreasi dan berinovasi dalam mempromosikan kuliner warisan budaya banjar tersebut,” ucapnya.
Hamli pun berpesan para peserta kegiatan tersebut bisa menjadikan event tersebut sebagai sarana mengembangkan potensi kuliner warisan budaya Banjar. Kemudian bisa memanfaatkan kesempatan Festival Kuliner Banjar ini untuk mempromosikan dan menambah wawasan tentang kuliner khas Banjar. Dan para peserta diharapkan mampu meningkatkan popularitas kuliner khas Banjar, agar tetap lestari sebagai kekayaan dan kearifan lokal Kota Banjarmasin. “Festival ini juga bisa dijadikan tolak ukur pembinaan Pemerintah Kota Banjarmasin terhadap eksistensi kuliner khas Banjar. Tentunya juga menjadi wadah untuk mengapresiasikan makanan khas tradisional, serta untuk lebih menggali lagi potensi kuliner warisan budaya Banjar yang belum terangkat,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Muhammad Ikhsan Alhaq dalam laporannya menyatakan, Festival Kuliner Banjar 2018 ini merupakan kegiatan kali kedua yang telah dilaksanakan TP PKK Kota banarmasin bersama Pemko Banjarmasin.
Kegiatan pertama, terangnya, dilaksanakan di tahun 2017, saat itu Pemko Banjarmasin berhasil memecahkan rekor MURI penyajian wadai ipau terbanyak kurang lebih 1000 Wadai Ipau. “Kegiatan di tahun 2018 ini diikuti 52 stand dari beberapa unsur atau anggota Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI),” ujarnya.
Dikatakannya lagi, puncak dari kegiatan Festival Banjar akan dilaksanakan pada hari Sabtu (8/12), dimana akan dilaksanakan dua agenda kegiatan utama yakni Peluncuran Buku Nasi Astakona yang ditulis oleh Ibu Ketua TP PKK Kota Banjarmasin Hj Siti Wasilah, dan pemecahan rekor Nasi Astakona yang nanti akan dicatat di Museum Rekor Indonesia (MURI). “Mudah-mudahan acaranya berjalan dengan baik dan lancar. disamping banyak rangkaian kegiatan yang dilakukan selama 3 hari, ada juga talkshow yang insya Allah akan dihadiri Walikota Banjarmasin H Ibnu Sina,” katanya.(humpro-bjm)
Posting Komentar