TP PKK Rilies Buku Nasi Astakona
BANJARMASIN – Rekor MURI
untuk kategori prakarsa dan penyelenggara sajian Nasi Astakona terbesar
akhirnya berhasil ditumbangkan jajaran Pemko Banjarmasin.
Untuk itu, Museum Rekor Indonesia (MURI) memberikan penghargaan dengan urutan rekor 8775 kepada Walikota Banjarmasin, H Ibnu Sina.
Penyerahan piagam penghargaan tersebut dilakukan perwakilan MURI, Ariana Siregar, di Siring Balai Kota Banjarmasin tempat penyelenggaraan Festival Kuliner Banjar 2018, Sabtu (08/12).
Atas diterimanya penghargaan tersebut, Walikota Banjarmasin H Ibnu Sina mengatakan, berdasarkan Perwali Nomor 881 yang ditetapkan tahun 2017 lalu, Pemko Banjarmasin telah menetapkan beberapa kuliner khas Banjar, seperti, Nasi Astakona dan Soto Banjar, Kue Kararaban, Kue Masubah, dan Kue Ipau.
Dengan masuknya Nasi Astakona dalam catatan Rekor MURI, lanjutnya, maka ia berencana mengusulkan ke Kementerian Pariwisata agar kuliner tersebut masuk dalam warisan budaya tak benda. “Kita ingin tahun depan Nasi Astakona bisa menjadi salah satu khazanah kuliner nusantara yang kita usulkan sebagai warisan budaya tak benda Indonesia, oleh karenaya dalam rangkaian hari ini, kami pemecahkan rekor Nasi Astakona terbesar dengan 99 ekor udang,” ujarnya.
Selain itu, H Ibnu Sina memberikan apresiasi dan penghargaan kepada beberapa orang masyarakat, yang dinilai telah ikut menjaga dan lestarikan khazanah budaya Banjar dengan cara membukukan tulisan mereka tentang Nasi Astakona.
Mereka adalah Agus Gazali Rachman (Chef Agus Sasirangan), DMA Yuliani Djohansyah (alm), Kawang Yoedha, dan Hj Siti Wasilah.
Dalam buku setebal delapan puluh halaman itu dijelaskan mulai dari sejarah kuliner Banjar, makna filosofis resep masakan dan cara penyajian, hingga cara membuat dan menyajikan Nasi Astakona. Selain itu, dalam buku tersebut juga disajikan resep tentang masakan khas Banjar lainnya
Buku berjudul Nasi Astakona dengan sub judul Warisan Kuliner Banjar itu, mulai diperkenalkan kepada masyarakat kota seribu sungai pada saat kegiatan puncak Festival Kuliner Banjar 2018, yang dilaksanakan di Siring Balai Kota Banjarmasin. “Buku Nasi Astakona ini kami tulis bersama-sama dalam tim. Selain saya sendiri selaku Ketua TP PKK Kota Banjarmasin, ada budayawan yaitu Kawang Yoedha, dan Chef Agus Sasirangan didukung oleh bapak ibu dari tokoh budayawan, ada Bapak Zul Faisal, Sultan Khairulsaleh, dan tokoh praktisi kuliner lainnya,” ujar Hj Siti Wasilah saat menyampiakan sambutannya.(humpro-bjm)
Untuk itu, Museum Rekor Indonesia (MURI) memberikan penghargaan dengan urutan rekor 8775 kepada Walikota Banjarmasin, H Ibnu Sina.
Penyerahan piagam penghargaan tersebut dilakukan perwakilan MURI, Ariana Siregar, di Siring Balai Kota Banjarmasin tempat penyelenggaraan Festival Kuliner Banjar 2018, Sabtu (08/12).
Atas diterimanya penghargaan tersebut, Walikota Banjarmasin H Ibnu Sina mengatakan, berdasarkan Perwali Nomor 881 yang ditetapkan tahun 2017 lalu, Pemko Banjarmasin telah menetapkan beberapa kuliner khas Banjar, seperti, Nasi Astakona dan Soto Banjar, Kue Kararaban, Kue Masubah, dan Kue Ipau.
Dengan masuknya Nasi Astakona dalam catatan Rekor MURI, lanjutnya, maka ia berencana mengusulkan ke Kementerian Pariwisata agar kuliner tersebut masuk dalam warisan budaya tak benda. “Kita ingin tahun depan Nasi Astakona bisa menjadi salah satu khazanah kuliner nusantara yang kita usulkan sebagai warisan budaya tak benda Indonesia, oleh karenaya dalam rangkaian hari ini, kami pemecahkan rekor Nasi Astakona terbesar dengan 99 ekor udang,” ujarnya.
Selain itu, H Ibnu Sina memberikan apresiasi dan penghargaan kepada beberapa orang masyarakat, yang dinilai telah ikut menjaga dan lestarikan khazanah budaya Banjar dengan cara membukukan tulisan mereka tentang Nasi Astakona.
Mereka adalah Agus Gazali Rachman (Chef Agus Sasirangan), DMA Yuliani Djohansyah (alm), Kawang Yoedha, dan Hj Siti Wasilah.
Dalam buku setebal delapan puluh halaman itu dijelaskan mulai dari sejarah kuliner Banjar, makna filosofis resep masakan dan cara penyajian, hingga cara membuat dan menyajikan Nasi Astakona. Selain itu, dalam buku tersebut juga disajikan resep tentang masakan khas Banjar lainnya
Buku berjudul Nasi Astakona dengan sub judul Warisan Kuliner Banjar itu, mulai diperkenalkan kepada masyarakat kota seribu sungai pada saat kegiatan puncak Festival Kuliner Banjar 2018, yang dilaksanakan di Siring Balai Kota Banjarmasin. “Buku Nasi Astakona ini kami tulis bersama-sama dalam tim. Selain saya sendiri selaku Ketua TP PKK Kota Banjarmasin, ada budayawan yaitu Kawang Yoedha, dan Chef Agus Sasirangan didukung oleh bapak ibu dari tokoh budayawan, ada Bapak Zul Faisal, Sultan Khairulsaleh, dan tokoh praktisi kuliner lainnya,” ujar Hj Siti Wasilah saat menyampiakan sambutannya.(humpro-bjm)
Posting Komentar