BANJARMASIN - Kota Banjarmasin kembali menerima penghargaan atas keberhasilannya dalam mengelola lingkungan.
Penghargaan Smart Sanitasi Award peringkat ke 2 untuk kategori Top 10 Kota Peduli Sanitasi itu, diterima Walikota Banjarmasin H Ibnu Sina dari Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR Danis H Sumadilaga, saat kegiatan
Cities Sanitation Summit, Aliansi Kota, Kabupaten Peduli Sanitasi (AKKOPSI) ke XVIII, di Ball Room Hotel BW Luxury, Kota Jambi, Kamis (25/10).
H Ibnu Sina mengucapkan terima kasih kepada seluruh jajaran Pemko Banjarmasin yang telah bekerja keras, hingga Kota Banjarmasin berhasil mendapatkan penghargaan tersebut. “Terima kasih atas dukungannya dan kerja keras seluruh jajaran Pemko Banjarmasin, SKPD, Camat, Lurah, RT, RW dan seluruh warga kota,” kata pria yang menjabat sebagai Ketua III dalam organisasi AKKOPSI ini.
Tak hanya mendapatkan penghargaan, saat itu kota berslogan Kayuh Baimbai ini juga dinobatkan menjadi tuan rumah dalam kegiatan AKKOPSI ke XIX tahun 2019 nanti.
Ketua Umum AKKOPSI Mohammad Ramdhan Pomanto mengatakan, seluruh anggota AKKOPSI harus bersatupadu untuk memperjuangkan kotanya, meskipun dalam UU 23 kewenangan pengelolaan pesisir dan sungai itu adalah pemerintah pusat.
AKKOPSI, lanjutnya, tidak akan tinggal diam dengan hal tersebut. Organisasi jejaring kota ini akan mengusulkan kepada pemerintah pusat agar melimpahkan kewenangan tersebut. “Ini sangat penting karena menyangkut banyak hal, drainase bukan hanya sekedar kondisinya tapi ada hal yang lebih berbahaya dari itu, karena drainase menjadi transport plastik dari sungai kemudian dibawa arus ke laut, lalu mengotori atau menutup terumbu karang kita. Kondisi seperti ini membuat AKKOPSI semakin strategis dan membuat kita harus bersatu dalam City Sanitation Summit ini,” katanya, saat menyampaikansambutannya dalam kegiatan pembukaan AKKOPSI, Cities Sanitation Summit.
Keberadaan sanitasi di sebuah daerah, jelasnya lagi, merupakan sebuah ukuran maju atau tidaknya daerah tersebut.
Karena itu, bila ingin daerahnya bagus, maka hal utama yang harus dilakukan adalah perbaikan sanitasinya. “Kalau kita ingin melihat bahwa daerah atau kota maju atau tidak maju sangat ditentukan dengan gambar kondisi sanitasi dari wilayahnya, sedemikian pentingnya sanitasi karena menjadi ukuran yang kasat mata bagi sebuah kota ataupun kabupaten,” ucapnya.
Saat kegiatan tersebut, H Ibnu Sina yang juga ditetapkan sebagai Wakil Ketua dalam Tim Kerja AKKOPSI Bagi Pelaksanaan Peningkatan Pembangunan Sanitasi kota, kabupaten, bekersempatan menjadi keynote speaker dalam sesi dialog sharing tentang upaya kota dalam mengelola lingkungannya. (humpro-bjm)
Penghargaan Smart Sanitasi Award peringkat ke 2 untuk kategori Top 10 Kota Peduli Sanitasi itu, diterima Walikota Banjarmasin H Ibnu Sina dari Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR Danis H Sumadilaga, saat kegiatan
Cities Sanitation Summit, Aliansi Kota, Kabupaten Peduli Sanitasi (AKKOPSI) ke XVIII, di Ball Room Hotel BW Luxury, Kota Jambi, Kamis (25/10).
H Ibnu Sina mengucapkan terima kasih kepada seluruh jajaran Pemko Banjarmasin yang telah bekerja keras, hingga Kota Banjarmasin berhasil mendapatkan penghargaan tersebut. “Terima kasih atas dukungannya dan kerja keras seluruh jajaran Pemko Banjarmasin, SKPD, Camat, Lurah, RT, RW dan seluruh warga kota,” kata pria yang menjabat sebagai Ketua III dalam organisasi AKKOPSI ini.
Tak hanya mendapatkan penghargaan, saat itu kota berslogan Kayuh Baimbai ini juga dinobatkan menjadi tuan rumah dalam kegiatan AKKOPSI ke XIX tahun 2019 nanti.
Ketua Umum AKKOPSI Mohammad Ramdhan Pomanto mengatakan, seluruh anggota AKKOPSI harus bersatupadu untuk memperjuangkan kotanya, meskipun dalam UU 23 kewenangan pengelolaan pesisir dan sungai itu adalah pemerintah pusat.
AKKOPSI, lanjutnya, tidak akan tinggal diam dengan hal tersebut. Organisasi jejaring kota ini akan mengusulkan kepada pemerintah pusat agar melimpahkan kewenangan tersebut. “Ini sangat penting karena menyangkut banyak hal, drainase bukan hanya sekedar kondisinya tapi ada hal yang lebih berbahaya dari itu, karena drainase menjadi transport plastik dari sungai kemudian dibawa arus ke laut, lalu mengotori atau menutup terumbu karang kita. Kondisi seperti ini membuat AKKOPSI semakin strategis dan membuat kita harus bersatu dalam City Sanitation Summit ini,” katanya, saat menyampaikansambutannya dalam kegiatan pembukaan AKKOPSI, Cities Sanitation Summit.
Keberadaan sanitasi di sebuah daerah, jelasnya lagi, merupakan sebuah ukuran maju atau tidaknya daerah tersebut.
Karena itu, bila ingin daerahnya bagus, maka hal utama yang harus dilakukan adalah perbaikan sanitasinya. “Kalau kita ingin melihat bahwa daerah atau kota maju atau tidak maju sangat ditentukan dengan gambar kondisi sanitasi dari wilayahnya, sedemikian pentingnya sanitasi karena menjadi ukuran yang kasat mata bagi sebuah kota ataupun kabupaten,” ucapnya.
Saat kegiatan tersebut, H Ibnu Sina yang juga ditetapkan sebagai Wakil Ketua dalam Tim Kerja AKKOPSI Bagi Pelaksanaan Peningkatan Pembangunan Sanitasi kota, kabupaten, bekersempatan menjadi keynote speaker dalam sesi dialog sharing tentang upaya kota dalam mengelola lingkungannya. (humpro-bjm)
Posting Komentar