BANJARMASIN – Kota Banjarmasin kembali dipilih sebagai tuan rumah pertemuan tingkat tinggi walikota untuk Kota Inklusi ke-8, Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) Inklusif. Kegiatan yang dirangkai dengan Lokakarya Perencanaan dan Pembangunan Kota Inklusif Disabilitas Berbasis Data itu, akan dilaksanakan di Best Western, Kindai Hotel, Banjarmasin, Kamis (03/10).
Dalam kegiatan welcome dinner yang dipusatkan di Restauran Terapung, Siring Balai Kota Banjarmasin, Walikota Banjarmasin H Ibnu Sina menjelaskan, kegiatan bertemakan “Kota Inklusif, Semua Kota Bisa” akan membahas pembangunan Kota Inklusif Disabilitas dengan tujuan menyamaratakan untuk kesetaraan masyarakat ditingkat sosial maupun ekonomi. “Dengan pertemuan ini diharapkan pengelolaan daerah kota, kabupaten untuk penyandang disabilitas disemua kota inklusi, hal ini sebagai wujud dari kepedulian pemerintahan kepada seluruh kota inklusi,” ucapnya, Rabu (02/10).
Dijelaskannya lagi, pertemuan ini juga merupakan ajang bagi anggota dan calon anggota dari kelompok kerja Walikota Inklusif di Indonesia, untuk saling bertukar pikiran, berbagi pengalaman dan berdiskusi, mengenai gagasan baru dalam mendorong kebijakan inklusif, disabilitas, dan implementasinya di masing-masing kota. “Diskusi-diskusi nanti juga akan berfokus pada tantangan dan mengimplementasikan Undang-Undang Nomor 8 tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas pada Tingkat Kota, dan berbagai cara untuk mengatasi tantangan tersebut, melalui upaya yang inovatif dan koloboratif,” jelasnya.
Pemerintah Kota Banjarmasin, terangnya, telah mengesahkan Perda nomor 08 tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemenuhan Hak-Hak Penyandang Disabilitas. Selain itu, Pemko Banjarmasin juga telah membentuk forum SKPD peduli disabilitas dengan SK nomor 352 tahun 2016, dan melakukan pendataan khusus disabilitas serta membangun fasilitas trotoar ramah disabilitas. “Inklusi adalah sebuah kondisi yang memungkinkan semua pihak termasuk disabilitas dapat mengakses sebuah layanan, dan terlibat aktif dalam bermasyarakat dan berwarga Negara, tanpa terhambat oleh hambatan kedisabilitasan. Hal ini merupakan bentuk komitmen Pemerintah Kota Banjarmasin mewujudkan Kota Banjarmasin menjadi kota inklusi, kota ramah disabilitas di Banjarmasin,” katanya.
Intinya, semua masyarakat harus bisa merasakan pembangunan yang dilakukan pemerintahan “Semua warga kota harus merasakan denyut nadi pembangunan kota, terutama dengan semboyan pembangunan city for all,” ujarnya.(humpro-bjm)
Posting Komentar