SURABAYA -
Inovasi Budidaya Ikan Alternatif milik Pemerintah Kota Banjarmasin
berhasil meraih penghargaan dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB) dalam Top 99 Inovasi
Pelayanan Publik 2018. Inovasi tersebut berupa pengembangan budidaya
ikan alternatif yang unik, baru, serta cocok dikembangkan dari, oleh,
dan untuk masyarakat perkotaan, yang diberi nama Inovasi Wadah Budidaya
Ikan Menggunakan Kolam Terpal (disingkat Iwak Kota) hasil gagasan Dinas
Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Pemerintah Kota Banjarmasin.
Penghargaan diberikan langsung oleh Menteri Pemberdayaan dan Aparatur Negara (Menpan) Syafruddin kepada Walikota Banjarmasin H. Ibnu Sina di Kota Pahlawan, Surabaya (19/9). Pemberian penghargaan tersebut merupakan salah satu upaya pemerintah, dalam hal ini Kemenpan RB, untuk terus mendorong terciptanya inovasi pelayanan publik guna meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat menjadi lebih baik. Menteri Pendayagunaan dan Aparatur Negara, Syafruddin berpesan agar pemerintah daerah terus membuat inovasi yang bertujuan memudahkan masyarakat dalam berusaha, sejalan dengan upaya pemerintah mempercepat pembangunan nasional.
Senada
dengan Syafruddin, Walikota Banjarmasin H Ibnu Sina usai menerima
penghargaan tersebut mengaku, tujuan melahirkan inovasi itu bukan untuk
mencari penghargaan, namun guna membantu masyarakat di Banjarmasin yang
berjuluk Kota Seribu Sungai. Selama ini, kebutuhan ikan lokal konsumsi,
seperti ikan papuyu, masih mengandalkan hasil penangkapan di alam,
sementara jumlah populasi ikan lokal semakin berkurang karena
berkurangnya areal penangkapan ikan akibat alih fungsi lahan. "Inovasi
Iwak Kota lahir untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan protein hewani,
tentunya juga menciptakan peluang usaha baru yang dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Selain itu juga untuk memenuhi kebutuhan
produksi perikanan, serta menjaga agar kegiatan penangkapan ikan tetap
berkelanjutan." Ungkapnya.
Budidaya
Iwak Kota berupa kolam terpal dapat diaplikasikan di berbagai tempat,
tidak harus di lahan yang luas dan ideal seperti pembangunan kolam
konvensional, kemudian mudah dibersihkan dan dipindahkan. Penggunaan air
lebih irit, pencegahan dan pengendalian hama maupun penyakit juga lebih
mudah sehingga kelangsungan hidup ikan lebih tinggi. "Selain itu
pertumbuhan ikan dapat dipacu, dan ikan hasil panen tidak berbau lumpur.
Pembuatan dan pemeliharaan ikan juga lebih mudah secara teknis dan
lebih murah secara finansial,” tambahnya.
H Ibnu
Sina juga menegaskan, Iwak Kota akan terus dikembangkan dan
berkelanjutan, mengingat bahwa peluang untuk mengembangkan program ini
terbuka lebar, serta Output kegiatan yang sangat terasa manfaatnya, baik
bagi pelaku usaha, masyarakat, maupun pemerintah.
Top 99
inovasi pelayanan publik ini merupakan penghargaan kepada 99 inovasi
pelayanan publik terbaik se-Indonesia, yang terdiri dari 16 inovasi dari
11 Kementerian, 10 inovasi dari lima lembaga, 18 inovasi dari 13
Pemerintah Provinsi, untuk Pemkab sebanyak 39 dari 32 Pemkab, dan 16
inovasi dari 12 Pemerintah Kota. (humpro-bjm)
Posting Komentar