BANJARMASIN - Ketua Umum (Ketum) Persatuan Wartawan Indonesia PWI Pusat, Atal S Depari menegaskan, budaya adalah kebudayaan, dan merupakan sebuah kekuatan besar bagi sebuah bangsa yang berdaulat. Bahkan, katanya, UNESCO juga menyatakan, budaya kebudayaan merupakan sebuah simbol super power. Karena itu, ia merasa sangat bangga dengan Negara kesatuan Republik Indonesia yang memiliki keragaman budayanya. “Saya sangat mengapresiasi buat pecinta budaya terutama para Bupati Walikota yang menjadi nominasi sekarang untuk calon penerima penghargaan PWI, sudah pasti bapak ini sangat unggul dibandingkan daerah lain,” ungkapnya saat menyapaikan sambutannya dalam kegiatan, pengundian nomor urut untuk kegiatan presentasi dan tanya jawab dengan para dewan juri penyelenggaraan penghargaan anugerah budaya, Rabu (08/01)
Dijelaskannya lagi,k seleksi penerima penghargaan ini dilakukan dengan sangat ketat dan lebih terukur. “Penjuriannya sangat terukur, karena itu kami sangat bangga pada kami sendiri karena kami sudah bisa melahirkan sistem penjurian yang sangat high,” ucapnya.
Sepuluh kepala daerah di Indonesia masuk dalam nominasi penerima Penghargaan Anugerah Kebudayaan dari PWI Pusat. Diantara kesepuluh kepala daerah itu, salah satunya adalah Walikota Banjarmasin, H Ibnu Sina. Orang nomor satu di kota berjuluk seribu sungai ini pun dinyatakan berhak mengikuti kegiatan presentasi dan tanya jawab tersebut dengan nomor urut 3. Dari informasi terhimpun, Penghargaan Kebudayaan dari PWI Pusat itu rencananya akan diserahkan langsung oleh Presiden RI Joko Widodo pada saat acara Hari Pers Nasional yang akan dilaksanakan di Kota Banjarbaru, Provinsi Kalsel, pada Bulan Februari mendatang. Sedangkan para dewan juri dalam kegiatan tersebut terdiri dari, empat orang berbasis wartawan seperti, Ninok Leksono (Kompas, Rektor Universitas Multimedia Nusantara). Agus Dermawan T (pengamat, penulis seni, budaya, pariwisata), Atal S Depari (wartawan, Ketua Umum PWI Pusat), Yusuf Susilo Hartono (Pengurus PWI Pusat, Pemred Majalah Galeri). Dan satu orang dewan jurinya berbasis akademisi (penari, bintang film, Dosen Institut Kesenian Jakarta, Direktur IDF). (prokom-bjm)
Posting Komentar