BANJARMASIN – Puncak Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke XXV yang
dipusatkan di kawasan Mega Mas, Kota Manado, Sulawesi Utara, diisi
dengan berbagai kegiatan, salah satunya adalah pameran pembangunan yang
diikuti seluruh provinsi di Indonesia, Sabtu (07/07)
Stand Provinsi Kalsel memamerkan produk-produk khas kebanggaan masyarakat Bumi Lambung Mangkurat seperti kain motif sasirang, kuliner, kesenian madihin dan musik panting.
Dalam kesempatan tersebut, Walikota Banjarmasin H Ibnu Sina, Ketua TP PKK Kota Banjarmasin Hj Siti Wasilah, Wakil Ketua TP PKK Kota Banjarmasin Hj Siti Fatimah beserta rombongan menyempatkan diri mengunjungi pameran tersebut.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI Puan Maharani dalam sambutannya saat acara puncak Harganas berpesan, perlunya mengantisipasi bonus demografi dengan memperhatikan pembangunan tiga generasi.
Dijelaskannya, pembangunan tiga generasi tersebut memerlukan sinergitas antara anak, cucu, dan orangtua. Dan komunikasi tiga generasi itu harus ditingkatkan terus. "Miskomunikasi atau salah komunikasi berakibat tidak baik bagi suatu keluarga yang menetap satu atap. Apalagi, Indonesia ini rata-rata cucunya itu dititipkan kepada kakek-neneknya," ujarnya.
Turut hadir dalam acara tersebut Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Susana Yembise, para kepala daerah, dan Pelaksana Tugas Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sigit Priohutomo, beserta para pejabat BKKBN daerah.
Untuk diketahui, Bonus demografi adalah sebuah fenomena, dimana struktur penduduk sangat menguntungkan dari sisi pembangunan.
Dilihat dari sisi jumlah penduduk, maka usia produktif akan sangat besar, dengan proporsi usia muda semakin kecil, sedangkan proporsi usia lanjut belum banyak.
Indonesia diprediksi akan mendapat bonus tersebut di tahun 2020-2030.
Bonus demografi membawa dampak sosial dan ekonomi. Salah satunya menyebabkan angka ketergantungan penduduk, dimana tingkat penduduk produktif yang menanggung penduduk nonproduktif (usia tua dan anak-anak) akan sangat rendah, diperkirakan mencapai 44 per 100 penduduk produktif.(humpro-bjm)
Stand Provinsi Kalsel memamerkan produk-produk khas kebanggaan masyarakat Bumi Lambung Mangkurat seperti kain motif sasirang, kuliner, kesenian madihin dan musik panting.
Dalam kesempatan tersebut, Walikota Banjarmasin H Ibnu Sina, Ketua TP PKK Kota Banjarmasin Hj Siti Wasilah, Wakil Ketua TP PKK Kota Banjarmasin Hj Siti Fatimah beserta rombongan menyempatkan diri mengunjungi pameran tersebut.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI Puan Maharani dalam sambutannya saat acara puncak Harganas berpesan, perlunya mengantisipasi bonus demografi dengan memperhatikan pembangunan tiga generasi.
Dijelaskannya, pembangunan tiga generasi tersebut memerlukan sinergitas antara anak, cucu, dan orangtua. Dan komunikasi tiga generasi itu harus ditingkatkan terus. "Miskomunikasi atau salah komunikasi berakibat tidak baik bagi suatu keluarga yang menetap satu atap. Apalagi, Indonesia ini rata-rata cucunya itu dititipkan kepada kakek-neneknya," ujarnya.
Turut hadir dalam acara tersebut Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Susana Yembise, para kepala daerah, dan Pelaksana Tugas Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sigit Priohutomo, beserta para pejabat BKKBN daerah.
Untuk diketahui, Bonus demografi adalah sebuah fenomena, dimana struktur penduduk sangat menguntungkan dari sisi pembangunan.
Dilihat dari sisi jumlah penduduk, maka usia produktif akan sangat besar, dengan proporsi usia muda semakin kecil, sedangkan proporsi usia lanjut belum banyak.
Indonesia diprediksi akan mendapat bonus tersebut di tahun 2020-2030.
Bonus demografi membawa dampak sosial dan ekonomi. Salah satunya menyebabkan angka ketergantungan penduduk, dimana tingkat penduduk produktif yang menanggung penduduk nonproduktif (usia tua dan anak-anak) akan sangat rendah, diperkirakan mencapai 44 per 100 penduduk produktif.(humpro-bjm)
Posting Komentar