BANJARMASIN – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman RI, Luhut Binsar
Panjaitan akhirnya tak dapat membendung rasa penasarannya terhadap
Perwali tentang Larangan Penggunaan Kantong Plastik Bagi Ritel dan toko
Modern yang dimiliki dan telah diterapkan Pemerintah Kota Banjarmasin.
Makanya, saat memimpin Rapat Koordinasi tentang Pembahasan Pengelolaan Sampah dan Pengurangan Sampah di Laut bersama Walikota Banjarmasin H Ibnu Sina dan lembaga terkait, ia pun mengajukan usulan agar pada akhir Juli 2018 ini Rakor tersebut kembali dilaksanakan di Kota Banjarmasin. “Kami siap menjadi tuan rumah Rakor akhir bulan Juli ini,” cetus H Ibnu Sina, usai mendengar usulan dari Luhut Bisar Panjaitan, Kamis (12/07).
Saat Rakor yang dilaksanakan di Gedung Kemenko Bidang Kemaritiman Jalan M H Thamrin, Jakarta Pusat, H Ibnu Sina menyampaikan, dengan adanya Perwali tentang Larangan Penggunaan Kantong Plastik bagi Ritel dan Toko Modern, tahun 2017 lalu Kota Banjarmasin bisa menekan 50 juta lembar kantong plastik.
Memang, lanjutnya, awalnya banyak yang penentangan Perwali tersebut. Namun, dengan dukungan semua pihak, kini Perwali tersebut sudah dapat diterima masyarakat.
Sebagai gantinya, jelasnya, alternatifnya adalah menggunakan bakul purun.
Bahkan, bebernya lagi, kini Kota Banjarmasin gencar melaksanakan sosialisasi agar masyarakat yang memiliki mobil dan sepeda motor, wajib membawa kantong belanja dikendaraannya. “Jadi kapan pun dan di mana pun mereka ingin berbelanja dipastikan selalu ada kantong belanja,” katanya.
Lebih lanjut, mantan anggota DPRD Kalsel ini kembali mengatakan, selain itu, yang kini juga tengah dilaksanakan Pemko Banjarmasin agar kota beslogan Barasih wan Nyaman benar-benar terwujud adalam memperbanyak bak sampah di tahun 2018 ini. “Tantangan terbesar kami adalah perilaku masyarakat, mereka telah kami beri sosialisasi agar dapat merubah paradikma. Geografis Kota Banjarmasin dibelah oleh sungai, kalau dulu sungai menjadi beranda belakang, sekarang kita jadikan sungai adalah beranda depan rumah, dan hal ini sudah kami coba di beberapa tempat, rumah yang dulunya membelakangi sungai, sekarang sudah menghadap sungai,” jelasnya
Dengan beranda rumah menghadap ke sungai, terangnya, maka sampah yang dulunya selalu dibuang ke sungai maka hal tersebut tidak terjadi lagi. “Banjarmasin menghasilkan sampah 600 ton perhari, tapi sekarang sudah menurun sekitar 30 persen. Dan di Banjarmasin terdapat 210 unit bank sampah yang tersebar hamper di seluruh pelosok kota,” pungkasnya.(humpro-bjm)
Makanya, saat memimpin Rapat Koordinasi tentang Pembahasan Pengelolaan Sampah dan Pengurangan Sampah di Laut bersama Walikota Banjarmasin H Ibnu Sina dan lembaga terkait, ia pun mengajukan usulan agar pada akhir Juli 2018 ini Rakor tersebut kembali dilaksanakan di Kota Banjarmasin. “Kami siap menjadi tuan rumah Rakor akhir bulan Juli ini,” cetus H Ibnu Sina, usai mendengar usulan dari Luhut Bisar Panjaitan, Kamis (12/07).
Saat Rakor yang dilaksanakan di Gedung Kemenko Bidang Kemaritiman Jalan M H Thamrin, Jakarta Pusat, H Ibnu Sina menyampaikan, dengan adanya Perwali tentang Larangan Penggunaan Kantong Plastik bagi Ritel dan Toko Modern, tahun 2017 lalu Kota Banjarmasin bisa menekan 50 juta lembar kantong plastik.
Memang, lanjutnya, awalnya banyak yang penentangan Perwali tersebut. Namun, dengan dukungan semua pihak, kini Perwali tersebut sudah dapat diterima masyarakat.
Sebagai gantinya, jelasnya, alternatifnya adalah menggunakan bakul purun.
Bahkan, bebernya lagi, kini Kota Banjarmasin gencar melaksanakan sosialisasi agar masyarakat yang memiliki mobil dan sepeda motor, wajib membawa kantong belanja dikendaraannya. “Jadi kapan pun dan di mana pun mereka ingin berbelanja dipastikan selalu ada kantong belanja,” katanya.
Lebih lanjut, mantan anggota DPRD Kalsel ini kembali mengatakan, selain itu, yang kini juga tengah dilaksanakan Pemko Banjarmasin agar kota beslogan Barasih wan Nyaman benar-benar terwujud adalam memperbanyak bak sampah di tahun 2018 ini. “Tantangan terbesar kami adalah perilaku masyarakat, mereka telah kami beri sosialisasi agar dapat merubah paradikma. Geografis Kota Banjarmasin dibelah oleh sungai, kalau dulu sungai menjadi beranda belakang, sekarang kita jadikan sungai adalah beranda depan rumah, dan hal ini sudah kami coba di beberapa tempat, rumah yang dulunya membelakangi sungai, sekarang sudah menghadap sungai,” jelasnya
Dengan beranda rumah menghadap ke sungai, terangnya, maka sampah yang dulunya selalu dibuang ke sungai maka hal tersebut tidak terjadi lagi. “Banjarmasin menghasilkan sampah 600 ton perhari, tapi sekarang sudah menurun sekitar 30 persen. Dan di Banjarmasin terdapat 210 unit bank sampah yang tersebar hamper di seluruh pelosok kota,” pungkasnya.(humpro-bjm)
Posting Komentar