BANJARMASIN - Walikota Banjarmasin H Ibnu Sina menerima kunjungan Friedrich Ebert Allee beserta tim dari Deutsche Gesellschaft fur Internationale Zusammenarbeit (GIZ) Germany, Kota Kita, Kaki Kota dan Transformative Urban Mobility Initiative (TUMI) di ruang kerja Walikota, Balai Kota Banjarmasin, Kamis (05/09).
Maksud dari kedatangan Friedrich beserta tim adalah untuk mempresentasikan programnya yaitu untuk membuat atau merancang dan mengimplementasikan lingkungan inklusif percontohan di Kota Banjarmasin. Terkait dengan maksud tersebut, Walikota Banjarmasin H Ibnu Sina menyatakan Pemko Banjarmasin sangat mendukung dan siap membantu kelancaran program tersebut. “Kami memahami sejak awal itu, ini karena inisiatifnya dari teman-teman kemudian yang diajukan itu adalah Pelambuan, kita di sini menerima saja kemudian kita mensuport apa yang bisa dibantu oleh pemerintah kota, kemudian dengan Dinas PUPR yang terkait termasuk kalau seandainya dalam program itu kita mau bikin trotoar yang bagus yang ramah difabel, kemudian akses ke beberapa pelayanan publik saya kira teman-teman sudah siap untuk membantu,” ujarnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, bahwa untuk lebih melanjutkan proses eksplorasi dan mendapatkan berbagai masukan, tiga bulan adalah waktu yang cukup. “Saya kira 3 bulan waktu yang cukup untuk mengeksplore termasuk masukan dari berbagai pihak, kemudian dalam implementasinya terkait dengan fisik dan sebagainya saya kira 6 bulan sudah selesai. Saya mensuport program ini,” katanya
Friedrich sendiri menjelaskan salah satu program yang ingin diterapkannya di kota berjuluk seribu sungai ini adalah transportasi khusus bagi anak-anak disabilitas untuk berangkat ke sekolah dan pulang ke rumahnya. Rencana lain yang akan digarapnya di kota ini membuat akses di kawasan wisata Kota Banjarmasin agar masyarakat disabilitas juga bisa menikmati wisata yang ada di Kota Banjarmasin. Ia berharap setelah mengeksplorasi Kota Banjarmasin, akan ada perkembangan untuk lebih membantu masyarakat disabilitas, contohnya seperti zona sekolah inklusi, kemudian kawasan wisata agar bisa diakses oleh disabilitas, kampung inklusi, dan model angkutan disabilitas, yang nantinya akan sangat membantu mereka.(humpro-bjm)
Posting Komentar