BANJARMASIN – Dua orang siswi SMP N 14 Banjarmasin terlihat sumringah saat melihat sosok Walikota Banjarmasin H Ibnu Sina, berada tak jauh dari tempat mereka berdiri. Kedua siswi kelas VIII yang tengah mengikuti Program Literasi Wartawan Masuk Sekolah tahun 2019, digagas Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin, bekerjasama dengan Koran Harian Pagi Radar Banjarmasin (Jawa Pos Group), terlihat ragu-ragu saat hendak melakukan wawancara. Sambil berjalan perlahan menuju lokasi orang nomor satu di Bumi Kayuh Baimbai itu berdiri, akhirnya kedua siswi itu sampai dihadapan H Ibnu Sina, yang saat itu hendak masuk ke dalam mobil. Dengan sikap malu-malu mereka lalu memperkenalkan diri, serta mengutarakan maksud dan tujuannya. H Ibnu Sina yang tak menyangka kedatangan reporter cilik, tentu saja terkejut. Para pejabat lingkup Pemko Banjarmasin dan para dewan guru yang melihat “kenekatan” kedua siswi inipun, terlihat tersenyum. Salah satu dari mereka kemudian melontarkan pertanyaan kepada H Ibnu Sina. “Menurut Bapak Sekolah Idaman itu idealnya seperti apa,” ujar perempuan berwajah manis ini dengan nada sedikit bergetar. Mendapat pertanyaan tersebut, suami Hj Siti Wasilah ini kemudian langsung memberikan jawabannya. Menurutnya, sekolah idaman yang ideal itu adalah sekolah menyenangkan, asri, hijau, lingkungan yang ramah, dan ada kesempatan untuk berimprovisasi. Untuk mewujudkan sekolah tersebut, jelasnya, tidak bisa sendirian, harus melibatkan siswa-siswi, guru-guru dan semua pihak. “Karena kalau hanya satu bagian saja ingin bersih dan yang lainnya membuang sampah sembarangan itu tidak terwujud, oleh karena itu harus menjadi sebuah gerakan bersama,” jelasnya.
Untuk diketahui, Program Literasi Wartawan Masuk Sekolah di tingkat SLTP dan SLTA itu, sudah dilakukan Radar Banjarmasin sejak 3 tahun lalu. Kegiatan tersebut sengaja dilaksanakan dengan melibatkan pihak sekolah agar lebih tepat sasaran, mengingat budaya literasi di Indonesia khususnya di Kota Banjarmasin sekarang sudah terjadi penurunan. Dari data terhimpun, saat ini durasi membaca di kalangan anak-anak hanya sekira 30 sampai 59 menit perhari. Sedangkan untuk menamatkan membaca buku dalam setahun diperkirakan hanya sekira 5 sampai 9 buku. Padahal, menurut standar UNESCO, setiap hari anak-anak harus bisa membaca buku antara 4 sampai 6 jam. Masih menurut H Ibnu Sina, hobi membaca dan menulis anak-anak saat ini memang terjadi pergeseran sesuai dengan kemajuan zaman. Seperti yang dilangsir Indonesia Millenial Report 2018 lalu, jelasnya, 79 persen generasi milenial saat baru bangun tidur, atau di bawah hitungan 10 detik setelah tersadar dari tidurnya langsung mengambil handphone, dan menuliskan sesuatu di status media sosialnya. “Jadi Bapak merasa bahwa anak-anak semua yang punya hobi menulis dan membaca, termasuk jika disinkronkan dengan perilaku dari milenial hari ini, yang bakat menulisnya dengan update status, artinya bakat menulis ada, tapi terbiasa singkat-singkat. Jadi tinggal memaksimalkan saja, potensinya sudah ada,” ucapnya.
Mudah-mudahan, dengan adanya kegiatan selama dua hari ini, dari sini bisa diarahkan tulisannya, kemudian kontennya menjadi sangat positif, bukan hoax dan bukan ujaran kebencian tetapi sesuatu yang bermanfaat. Sementara itu, Kadis Pendidikan Kota Banjarmasin, Totok Agus, mengatakan, salah satu cara yang ditepuh Disdik Kota Banjarmasin dalam menumbuhkan budi pekerti itu dengan melaksanakan program pembuatan pendidikan karakter. Kegiatan ini, terangnya, menjadi salah satu arus baru dalam membekali anak-anak dikehidupan yang akan datang. “Kegiatan ini pertama kali kita lakukan dengan cara kerjasama, semoga kegiatan ini akan berlangsung secara terus menerus untuk tahun-tahun ke depan,” pungkasnya.
Kegiatan literasi tersebut diikuti sekira 20 sekolah dari lima kecamatan se Kota Banjarmasin, dan di hadiri Direktur Radar Banjarmasin Ardiansyah dan para dewan guru.(humpro-bjm)
Posting Komentar