Walikota : Kami Ingin Sejarah Perjuangan Ini Dibuatkan Prasasti
BANJARMASIN - 10 Februari 1966 adalah hari bersejarah bagi masyarakat Bumi Lambung Mangkurat, khususnya seluruh civitas akademik Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin (ULM).
Dimana, kala itu seorang putra terbaik Bumi Antasari yang juga mahasiswa Fakultas Ekonomi ULM Banjarmasin, Hasanuddin bin Haji Madjedi, gugur saat menyuarakan tuntutan rakyat.
Untuk mengenang perjuangannya, Walikota Banjarmasin H Ibnu Sina mengusulkan agar di kota berjuluk seribu sungai ini dibangun sebuah monument lokasi gugurnya Pahlawan Eksponen 66 tersebut.
Monumen tersebut, terangnya, dibuat agar generasi penerus kota ini dapat mengetahui detail tentang sejarah perjuangan para pahlawannya. “Kami sudah sampaikan usulan kepada Ikatan Keluarga Alumni (IKA) ULM. Ke depan, kami ingin sejarah perjuangan ini dibuatkan prasasti sehingga dapat dikenang dan diketahui anak bangsa, khususnya seluruh warga Kota Banjarmasin, terutama dititik gugurnya pahlawan Ampera ini,” ujarnya, Sabtu (17/02).
Dengan memperingati gugurnya pahlawan Ampera ini, kata H Ibnu Sina lagi, diharapkan para mahasiswa dan pelajar di kota ini dapat meneladani spirit yang terkandung dalam perjuangan eksponen 66 itu. “Mudah-mudahan dengan dilaksanakannya peringatan 52 tahun gugurnya pahlawan Ampera ini, bisa dijadikan spirit untuk membangun Kota Banjarmasin menjadi kota Barasih wan Nyaman (Baiman),” katanya.
Kegiatan peringatan 52 tahun gugurnya pahlawan Ampera yang dipusatkan di kawasan Taman Makam Pahlawan, di Jalan Malkon Temon Banjarmasin itu, bertindak sebagai pembina upacara Walikota Banjarmasin H Ibnu Sina.
Selain diikuti para mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi dan pelajar, tampak hadir pula sejumlah mantan mahasiswa ULM angkatan tahun 1966 yang tergabung dalam IKA ULM.
Sebelumnya, Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor juga melepas secara resmi pawai napak tilas gerakan mahasiswa eksponen 66, yang diikuti ratusan orang mahasiswa dan pelajar Kota Banjarmasin, dari kawasan bekas kampus ULM yang kini menjadi Kantor Bank Mandiri, di Jalan Lambung Mangkurat, Banjarmasin.
Untuk diketahui, Hasanuddin HM gugur setelah tertembak sebuah peluru ketika berada di kawasan Jalan Pasar Sudimampir tepatnya dipertigaan di depan Toko Roti Minseng.
Saat itu, ia berdemontrasi bersama mahasiswa dan pelajar untuk menyuarakan tuntutan rakyat.
Ada 3 tuntutan yang diperjuangkan. Pertama, turunkan harga barang. Kedua, bubarkan PKI. Dan ketiga, bersihkan kabinet dari antek-antek komunis.
Posting Komentar