BANJARMASIN - Diskusi Kelompok Terpumpun dan Seminar Jalur Rempah dengan mengambil tema Kota Banjarmasin sebagai bandar perdangangan rempah lada dunia abad ke 15 sampai abad ke 19 dan dinamika Kalimantan tahun 2019, untuk Penyusunan Paper Konsep Warisan Dunia Koridor Budaya Bahari Indonesia, diselenggarakan di Swiss Bell Hotel, Banjarmasin, Selasa (12/11).
Diskusi ini, sebagai upaya untuk mengumpulkan aspirasi dan informasi dari berbagai unsur masyarakat luas, termasuk akademi dan pelaku budaya yang dapat mendukung kelanjutan nominasi warisan budaya yang mencakup hampir seluruh wilayah Indonesia. Kegiatan yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata Kota Banjarmasin, pada tanggal 11 sampai 13 November tahun 2019 ini dibuka secara langsung oleh Walikota Banjarmasin H Ibnu Sina. “Saya berharap Kota Banjarmasin dapat memberikan kontribusinya melalui jalur rempah, dalam aspek perdagangan lada. Mudah-mudahan dari kajian akademik, kita bisa lebih menggali lebih lanjut terkait dengan bukti-buktinya yang autentik,” ucapnya.
Lebih lanjut orang nomor satu di Bumi Kayuh Baimbai ini berharap menjadi salah satu penguat Kota Banjarmasin sebagai kota pusaka. Dimana kita sudah tergabung didalam jejaring kota pusaka Indonesia. “Kami berharap dimasa yang akan datang, kita bisa mengusulkan warisan-warisan budaya lainya untuk diusulkan sebagai warisan budaya di tingkat nasional bahkan di tingkat internasional,” lanjutnya saat menyampaikan sambutannya. Hal lain disampaikan Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya Kemendikbud Republik Indonesia, Nadjamuddin Ramly, melalui diskusi ini dapat mencari bukti-bukti warisan budaya dan bukti-bukti sejarah yang sudah lama tidak ditemukan. “Kami akan melihat bagaimana tarian budaya bahari, kuliner, pakaian dan bagaimana adat istiadat yang ada di Kalsel khususnya di Kota Banjarmasin ini, sehingga dapat disebut dengan bukti budayanya,” katanya.
Dalam hal ini dihadiri Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banjarmasin, Ihsan Al Haq, Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial Budaya UI, Susanto Zuhdi, Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, Sony C Wibisono.(humpro-bjm)
Posting Komentar