BANJARMASIN - Rusminah. Nenek berusia 70 tahun ini menjadi satu-satunya peserta tertua baayun maulid yang diselenggarakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banjarmasin. Meski harus dibopong dan menaiki kursi roda, namun warga Jalan Kelayan, Banjarmasin Selatan ini terlihat sangat bersemangat mengikuti seluruh rangkaian kegiatan tersebut. Atas partisipasinya itu, wanita yang telah dikaruniai beberapa orang cucu inipun menerima hadiah dari panitia yang diserahkan oleh Walikota Banjarmasin H Ibnu Sina. Kegiatan baayun maulid ini merupakan acara tahunan yang masuk dalam agenda pariwisata Kota Banjarmasin. Penyelenggaraannya dilaksanakan di kawasan Kubah Basirih, Kecamatan Banjarmasin Barat, Sabtu (09/11).
Setidaknya tercatat 500 lebih peserta yang mengikuti kegiatan tersebut. Peserta termuda dalam kegiatan yang dilaksanakan sejak pukul 09.00 wita itu adalah Syaid Akhmad Khabir. Balita berumur 2 hari ini pun dinobatkan menerima hadiah yang diserahkan langsung oleh Ketua TP PKK Kota Banjarmasin, Hj Siti Wasilah. Tradisi setiap Bulan Maulid ini ternyata tak hanya popular dilingkup Provinsi Kalsel. Tetapi juga sudah diketahui masyarakat di luar Pulau Kalimantan. Bahkan, dievent menjelang akhir tahun 2019 ini, beberapa pesertanya diketahui berasal dari luar pulau ini, seperti dari Jakarta, Kalteng dan Provinsi Riau.
Kegiatan ini merupakan tradisi setiap Bulan Maulid. Selain untuk memperingati bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW, juga bertujuan untuk memeriahkan harijadi Kota Banjarmasin ke 493, yang telah dilaksanakan tanggal 24 September lalu. Menurut Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banjarmasin, Ihsan Alhaq, kegiatan baayun mauled tahun 2019 ini lebih banyak pesertanya dari tahun-tahun sebelumnya. “Peserta yang terdaftar sekira 400 an, tetapi saat pelaksanaan, pesertanya bertambah, jadi diperkirakan jumlah seluruh peserta yang mengikuti kegiatan ini sekira 500 lebih,” katanya, saat menyampaikan sambutannya. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada jajaran Pemko Banjarmasin dan seluruh keluarga besar Habib Hamid Basirih bin Abbas Bahasyim, yang telah membantu seluruh persiapan hingga terlaksananya kegiatan tersebut. Walikota Banjarmasin H Ibnu Sina dalam sambutannya mengatakan, tradisi baayun di Bulan Maulid merupakan tradisi masyarakat Banjar yang sudah beratus-ratus tahun dilaksanakan untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Dalam filosofi orang Banjar, jelasnya, anak-anak diayun merupakan cerminan kasih sayang orangtua, dan dengan diayun diharapkan dapat mengantarkan mereka pada keselamatan hingga menjadi anak-anak yang sholeh dan sholeha. “Jadi tradisi orang Banjar itu ada bapantun, baayun, dan basyair, semuanya dalam rangka mendidik anak-anak kita. Oleh karena itu, dengan tradisi kita ini mudah-mudahan anak-anak kita tumbuh dalam suasana kasih sayang, dan penuh kecintaan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW,” jelasnya.
Pelaksanaan kegiatan baayun ini telah empat kali dilaksanakan. Mudah-mudahan, lanjutnya lagi, kegiatan ini dapat terus dilaksanakan setiap tahunnya. “Tahun ini di Kubah Basirih, kemudian tahun lalu kita laksanakan di Masjid Jami Sungai Jingah, dan tahun sebelumnya di Masjid Keramat Nurul Amilin di Haur Kuning, dan insyaallah tahun depan kita laksanakan lagi kegiatan baayun maulid ini,” pungkasnya.(humpro-bjm)
Posting Komentar