BANJARMASIN – Enam Bank Sampah kini memperkuat jaringan bank sampah yang ada di Kota Banjarmasin. Jumat (11/01), Walikota Banjarmasin H Ibnu Sina meresmikan pengoperasian Bank Sampah bernama Bank Sampah Induk Banjarmasin, Bank Sampah Unit Kenanga, Bank Sampah Emas Urai, Bank Sampah Batu Banawa, Bank Sampah Setia Kawan, dan Bank Sampah Morse Indah.
Peresmian enam bank sampah tersebut merupakan rangkaian dari kegiatan ecobrick party dan edukasi bank sampah, yang dilaksanakan di Bank Sampah Induk di kawasan Jalan HKSN Banjarmasin Utara.
Dalam kesempatan tersebut, H Ibnu Sina juga menyerahkan 5 unit sepeda motor roda tiga angkutan sampah dan 8 unit gerobak sampah, bantuan Kantor Pegadaian Banjarmasin. “Ulun berbangga dengan warga kota, komunitas, apalagi dengan bank sampah dan juga bank sampah induk yang mulanya berjumlah 243 unit di Banjarmasin, kini semakin bertambah. Ini sangat membanggakan bagi kita semua, terlebih lagi pian-pian semua adalah para pelakunya,” ujarnya.
Penanganan masalah sampah di kota ini, jelasnya, berawal dari program diet kantong plastik yang dilaksanakan sejak tahun2016, kemudian menyusul terbitnya Perwali nomor 18 tahun 2016 tentang Pelarangan Kantong Plastik di Minimarket, Ritel dan Pasar Modern. “Dulu kita di protes orang, disomasi orang, sampai akhir tahun tadi masih ada lagi yang mensomasi dari luar, tapi justru warga kita mendukung, karena Banjarmasin ini sampahnya 600 ton perhari,” jelasnya.
Suksesnya kota berjuluk seribu sungai menerapkan pelarangan kantong plastik, lanjutnya, ternyata diikuti daerah lain di Inodnesia seperti Kota Balikpapan, Bali, Bogor, Samarinda, Banjarbaru. Bahkan kini sudah banyak kota kota di Indonesia yang menyusul mengurangi plastik dari sumbernya. “Ulun ini tinggal menunggu waktu aja lagi disematkan predikat menjadi Walikota Plastik, karena kalau bicara kantong plastik di Indonesia, diet kantong plastik, perang terhadap plastik dan sebagainya itu, orang pasti pikirannya ke Banjarmasin, tak hanya dari orang Indonesia tapi sudah mendunia,” ucapnya.
Efek lain diberlakukannya pelarangan kantong plastik, terangnya, kini tempat berbelanja tradisional berupa bakul purun itu pun mulai dicari dan dihargai orang. Tak hanya ditingkat lokal, tetapi keberadaan bakul yang terbuat dari tanaman pundung itu kini sudah mendapat tempat dihati masyarakat nasional. “Bakul purun sekarang naik daun sekarang, bakul purun sudah menjadi nasional sekarang, yang biasa dipakai emak-emak kita ke pasar sekarang masuk mini market, tumbuhlah usaha baru Banjarmasin, UKM-UKM kita, pengrajin kita yang memproduksi bakul purun,” terangnya.(humpro-bjm)
Posting Komentar