BANJARMASIN – Piala adipura ke empat yang diraih Kota Banjarmasin, hari Selasa (15/01) diarak mengelilingi kota berjuluk seribu sungai melalui jalur darat dan jalur sungai.
Arak-arak yang dipimpin langsung Walikota Banjarmasin H Ibnu Sina dan Wakil Walikota Banjarmasin H Hermansyah itu merupakan wujud rasa syukur, dan terima kasih Pemko Banjarmasin kepada seluruh warga dan petugas kebersihan di kota ini, yang telah berjuang menjadikan kota ini Barasih wan Nyaman. “Penghargaan ini adalah sebuah monumenal saja, penghargaan ini adalah sebuah apresiasi yang sifatnya fisik saja, yang sesungguhnya menurut pengalaman dan pemahaman kami bahwa, piala adipura yang sesungguhnya adalah ada dalam perilaku dan di dalam jiwa seluruh warga Kota Banjarmasin, untuk tidak membuang sampah ke sungai dan membuang sampah sesuai waktu dan tempatnya,” ujar H Ibnu Sina saat menyampaikan sambutannya.
Sejak turun dari pesawat, penghargaan yang sangat dibangga-banggakan seluruh masyarakat itu, langsung dibawa masuk ke dalam Kota Banjarmasin, dengan diikuti konvoi puluhan mobil dan sepeda motor dari berbagai komunitas.
Kota Banjarmasin mendapatkan penghargaan Adipura kategori Kota Besar berdasarkan SK Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Nomor 649/MENLHK/PSLB3/PLB.0/12/2018.
Di Inodonesia hanya ada tiga kota yang mendapat penghargaan tersebut yakni Kota Balikpapan, Kota Padang dan Kota Banjarmasin.
Namun sebenarnya, ada yang lebih menarik dari diraihnya penghargaan bergengsi itu.
Dimana selain berhasil menjadikan bakul purun sebagai alternatif pengganti kantong plastik, Pemko Banjarmasin juga telah berhasil mengangkat taraf perekonomian masyarakatnya.
Bayangkan, dalam kegiatan penganugerahan piala adipura yang dihadiri hampir seluruh kepala daerah se Indonesia, panitia penyelenggara dalam hal ini Kementerian Lingkungan Hidup RI, menyediakan ribuan goodie bag berbentuk bakul purun sebagai souvenir.
Tentunya, keberadaan benda yang terbuat dari tanaman purun diacara tersebut bisa diartikan sebuah bentuk pengakuan secara nasional terhadap wadah berbelanja alternatif pengganti kantong plastik, yang telah dilakukan Pemko Banjarmasin, jauh hari sebelumnya.
Pihak kementerian LHK secara khusus memesan goodie bag tersebut dari pengrajin bakul purun di Kota Banjarmasin tepatnya dari Rumah Kreatif Banjarmasin pimpinan Arifin. “Memang pihak Kementerian LH secara rutin memesan bakul purun di tempat kami, rata-rata setiap bulan kisarannya antara 800 buah sampai 1000 buah. Minggu depan kami dapat lagi pemesanan untuk kegiatan se Asean yang dilaksanakan Kementerian LH di Bali dan dihadiri para duta besar. Mereka memesan sekira 400 buah untuk dijadikan penggati tas seminar,” ujar Arifin saat dihubungi via handphone, Selasa (15/01)
Pemesanan itu, jelasnya lagi, telah dilakukan sejak enam bulan yang lalu. Dan untuk melayani pemesanantersebut, selain memberdayakan kawan-kawanya yang berada di rumah kreatif, ia juga melakukan kolaborasi dengan beberapa pengrajin yang ada di luar kota ini. “Karena bahan baku pembuatan bakul purun tidak terlalu banyak tersedia di Banjarmasin, jadi kami mengambilnya dari berbagai tempat dan wilayah, baik yang ada di dalam kota maupun di luar kota. Hasil dari penjualannya, sebagian kami gunakan untuk kegiatan sosial, misalnya merehabilitasi rumah pengrajin yang tidak layak huni. Dan misi sosial ini tidak mengurangi nominal penjualan secara profesional kepada pengrajinnya,” ucapnya.
Apa yang terjadi dengan usaha di Rumah Kreatif tersebut, merupakan imbas positif dari terbitnya Perwali nomor 18 tahun 2016 tentang Pelarangan Penggunaan Kantong Plastik Bagi Ritel dan Toko Modern.
Makanya, saat menerima penghargaan Adipura kategori Kota Besar yang dilaksanakan di Gedung Manggala Wana Bhakti Jakarta, H Ibnu Sina terlihat sangat surprises.
Terlebih saat mengetahui Kota Banjarmasin tidak hanya mendapatkan penganugerahan Adipura semata, tetapi ada dua penghargaan lain yang diterimanya saat itu, yakni Penghargaan atas Kinerja Pengurangan Sampah dan Penghargaan Adiwiyata.
Dalam hal kinerja pengurangan sampah, Kota Banjarmasin sudah cukup lama menerapkan manajemen pengelolaan sampah yang cukup modern.
Untuk itu, mantan anggota DPRD Kalsel ini juga mengeluarkan Surat Edaran Walikota Banjarmasin Nomor: 6660.01/1364-KPS/DLH/XII/2017 tentang Kewajiban ASN Menjadi Nasabah Bank Sampah.
Saat ini di Bumi Kayuh Baimbai ini tercatat sekira 243 unit Bank Sampah yang tersebar hampir diseluruh pelosok kota.
Saat peresmian bank Sampah Induk yang dirangkai dengan kegiatan ecobrick party dan edukasi bank sampah beberapa waktu lalu, ia juga menyerahkan 5 unit sepeda motor roda tiga angkutan sampah dan 8 unit gerobak sampah, bantuan Kantor Pegadaian Banjarmasin
Untuk diketahui, Anugerah Adipura kategori Kota Besar yang ke 4 kalinya ini diterima Kota Banjarmasin sejak tahun 2015 hingga 2018 Kategori Kota Besar. Penyerahannya dilakukan langsung Wakil Presiden RI H Muhammad Jusuf Kalla, di Gedung Manggala Wana Bhakti Jakarta, Senin (14/01).
Sedangkan untuk Piagam Penghargaan atas Kinerja Pengurangan Sampah, diberikan pihak Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI hanya kepada 11 kota di Indonesia yakni Surabaya, Jakarta Barat, Makassar, Bandung, Malang, Padang, Cimahi, Depok, Balikpapan, Bogor dan Banjarmasin.
Penghargaan adiwiyata diraih oleh tiga sekolah di Kota Banjarmasin yakni SD Seberang Mesjid 1, SMPN 29 Banjarmasin, dan SMKN 4 Banjarmasin.
Ada empat komponen dalam program Adiwiyata, yaitu kebijakan sekolah berwawasan lingkungan, kurikulum sekolah berbasis lingkungan, kegiatan sekolah berbasis partisipatif, dan pengelolaan sarana dan prasarana pendukung ramah lingkungan.(humpro-bjm)
Posting Komentar