Banjarmasin Sasirangan Festival - BSF diinisiasi pada tahun 2016 oleh Ketua Dekranasda Kota Banjarmasin, Dr. dr. Hj. Siti Wasilah, MSi Med. Berawal dari keinginan untuk mendorong pengrajin kain sasirangan agar lebih maju, kreatif dan berdaya secara ekonomi.
Berbicara berdaya, pastinya berkorelasi dengan pasar dan daya beli terhadap kain sasirangan itu sendiri. Pada saat itu, kain sasirangan terbatas hanya dikenal di Kalsel, dan beberapa wisatawan yang membeli sebagai oleh-oleh. Pengrajin pun hanya ada di satu sentra yaitu Kampung Sasirangan.
Di sisi lain, untuk menyasar pasar yang lebih luas, diperlukan marketing yamg kreatif dan gaungnya bisa lebih luas dengan memanfaatkan teknologi dan 'networking' / jaringan.
Termasuk yang dipikirkan saat itu, bagaimana agar keberlangsungan produksi kain sasirangan tidak putus. Maka kain sasirangan, baik dari produksi maupun turunannya, seperti desain pakaian jadi, dan produk kreatif lainnya harus melibatkan generasi muda.
Akhirnya digagaslah Banjarmasin Sasirangan Festival - BSF yang pelaksanaan pertama betul-betul atas dukungan berbagai pihak yang merupakan kemitraan dari Dekranasda Kota Banjarmasib. Dengan prinsip bersama kita bisa, acara berjalan lancar, meski ada beberapa catatan evaluasi ke depannya.
Inisiasi di event pertama BSF, yang mendapat antusias dari masyarakat, media dan pastinya pengrajin, membuat Walikota Banjarmasin, Bapak H. Ibnu Sina, menetapkan BSF sebagai salah satu agenda dalam kalender wisata Kota Banjarmasin.
Ada 3 unsur dalam rangkaian BSF :
- Unsur Edukasi :
- Mengadakan workshop untuk meningkatkan pengetahuan, wawasa dan keterampilan pengrajin, dengan tema beragam dari tahun ke tahun.
Narasumber pun didatangkan beragam latar belakang, dari unsur keahlian seperti pewarnaan alam, pengolahan limbah, desain motof yang ramah pasar, desainer nasional, digital marketing, haki, dll
- Mengadakan workshop untuk pelajar dan sosialisasi pembuatan sasirangan kepada berbagai.unur masyarakat : pelajar, organisasi, dll
2. Unsur Pembinaan :
- Forum Diskusi Sasirangan (FDS), yang merupakan ajang curhat, berembuk dan menggagas berbagai ide. Pesertanya selain pengrajin, desainer, akademisi, budayawan dan peminat serta pengamat sasirangan. FDS setiap tahun menghasilkan rekomendasi, yang diserahkan kepada walikota melalui dekranasda. Semua rekomendasi, secara bertahap mengikuti kepentingan pengrajin
- Lomba Desain dan Motif Sasirangan, dengan hadiah dan apresiasi yang menarik untuk pemenang. Dimana pemenang akan dibawa ke tingkat provinsi, dan untuk peningkatan bisnisnya, desainnya akan dipakai pada momen event pemko banjarmasin, seperti hari jadi atau bsf tahun berikutnya
3. Unsur Marketing / Pemasaran :
- Menyelenggarakan festival, dengan menampung kreatifitas peserta terhadap output dan outfit berbahan dasar sasirangan. Terinspirasi dari Festival Jember, yang merangkul kreatifitas berbagai pihak. Antusias peserta dari tahun ke tahun terus bertambah, dengan berbagai latar belakang usia. Bahkan menarik minat peserta dari luar termasuk dari Jember Festival.
- Menyelenggarakan pameran, yang tidak saja melibatkan pengrajin kota banjarmasin, tapi juga pengrajin se kabupaten kota lainnya di kalsel melalui dekranasda nya masing-masing.
- Menguatkan promosi digital marketing, agar gaungnya lebih luas.
- Memilih brand ambassador yang terdiri dari tokoh lokal dan nasional
- Bekerjasama dengan desainer nasional dan lokal dalam wadah APPMI yang merancang berbagai desain berbahan dasar sasirangan. Beberapa hal fenomenal pernah dilakukan, diantaranya fashion show di atas tongkang, dll. Semua dilakukan untuk penguatan marketing terkait sasirangan.
BSF selain masuk dalam agenda di kalender wisata kota banjarmasin, yamg otomatis masuk dalam kalender wisata provinsi. Upaya dari tahun ke tahun agar bisa masuk dalam agenda pariwisata nasional terkendala ileh konsistensi tanggal penyelenggaraan. Karena memasuki tahun ke-4 dan ke-5 kita harus menyesuaikan dengan kondisi pandemi.
Tetapi upaya terus dilakukan oleh pemerintah Kota Banjarmasin. Hasil yang terlihat, sampai dengan tahun ini adalah sebagai berikut :
- Meningkatnya antusias masyarakat dengan bermunculannya sentra-sentra baru pengrajin sasirangan. Ada di satu wilayah, awalnya 3 pengrajin, sekarang berkembang menjadi 25 pengrajim, demgan kategori usia relatif muda.
- Meningkatnya kreatifitas motif dan pewarnaan yang disesuaikan dengan pasar yang lebih luas. Penggunaan pewarna alam pun sudah semakin banyak, dan perlahan mulai mengimbangi pewarnaan sintetik.
Dampak positif lanjutannya, adanya anak muda yang memberdayakan lahan tidur di salah satu wilayah, yaitu P. Bromo dengan menanam berbagai bahan pewarna alam. Peningkatan selanjutnya, akan diproduksi pasta pewarna alam, untuk bisa memenuhi kebutuhan pengrajin. Sebuah pengembangan bisnis yang simbiosis mutualisme
- Meningkatnya kesadaran untuk terus menerus merubah pola pengelolaan limbah yang lebih ramah lingkungan. Khususnya pada penggunaan pewarna sintetik.
- Perkembangan yang pesat dari tahun ke tahun, menumbuhkan juga antusias kemitraan dari stakeholder, baik BUMN/BUMD dan swasta lainnya untuk melakukan pembinaan dan kemitraan dalam berbagai bidang
Memasuki tahun ke-5 yang merupakan agenda resmi Pemerintah Kota Banjarmasin, BSF tetap diselenggarakan dengan memenuhi unsur-unsur seperti biasanya meskipun pelaksanaannya disesuaikan dengan kondisi pandemi saat ini. Semua kegiatan dilakukan 'hybrid' agar mengurangi kerumunan tapi tetap memenuhi rangkaian acara seperti biasanya.
BSF 2021, Dekranasda tetap mengambil peran. Dibawah kepemimpinan Ibu Hj. Wasilah dan Hj. Hardiyanti, terus memperjuangkan kepentingan pengrajin. BSF 21 diawali dengan pre-event yaitu Forum Diskusi Sasirangan (FDS) dengan mengambil momentum Hari Batik Nasional. Hal terbesar sebagai rekomendasi dari FDS 2021 adalah :
1. Perlunya dibentuk Paguyuban / Koperasi yg akan mewadahi para pengrajin. Diharapkan bisa mewakili kepentingan pengrajin terkait standarisasi harga, bahan baku, pemasaran, pengolahan limbah, dll.
2. Penting untuk dilakukan kemitraan dg berbagai pihak untuk penguatan kepada pengrajin terkait : pembinaan, pemasaran, permodalan, dll.
3. Sustainability - keberlanjutan yang mencakup segala sesuatu terkait industri kreatif sasirangan
Agenda selanjutnya di rangkaian BSF 2021:
- Pembukaan Pameran
- Pembukaan BSF
- Fashion show, talkshow,
- Workshop bermitra dengan Bank Indonesia Kalsel
Untuk penguatan marketing, melalui kerjasama dengan Dekranasda Kota Banjarmasin dan IMFW 21 Online, akan dilakukan shooting fashion show sasirangam di beberapa titik. Mengangkat tema save bekantan, pelaksanaan shooting dari tanggal 10-14 Oktober 2021.
Posting Komentar
Komentar baru tidak diizinkan.