BANJARMASIN – Duta besar Denmark untuk Indonesia Rasmus A Krestensen
merasa terkesan dengan alam Kota Banjarmasin yang katanya memiliki
kemiripan dengan kota tempat ia dilahirkan.
Bahkan, dalam kunjungannya ke kota seribu sungai yang diprakarsa komunitas kaki kota Banjarmasin, pria yang akrab disapa Rasmus ini menyatakan, Kota Banjarmasin kini sudah masuk daftar pemerintah Denmark yang akan diberikan bantuan untuk penanganan masalah kebersihan lingkungan.
Tak hanya itu, lanjutnya, pihak bank dunia pun berencana memberikan bantuan kepada ini. “Bantuan yang akan diberikan nanti berupa teknologi dan pendidikan untuk menanggulangi sampah. Sedangkan untuk bantuan dari bank dunia, kini sudah masuk perencanaan,” terangnya, Senin (14/05).
Untuk diketahui, kedatangan Rasmus A Krestensen ke Bumi Kayuh Baimbai selain untuk memenuhi undangan tim kaki kota yang melaksanakan kegiatan Festival Nyawa Sungai, juga untuk melihat warga negara Denmark yang menetap di Kota Banjarmasin, Erick Petersen.
Erick menikah dengan wanita asli Kota Banjarmasin bernama Maspun Kasran.
Hingga akhir hayatnya, Erick atau biasa dipanggil Kai Asing tetap menjadi warga Kota Banjarmasin dan kini dimakamkan di pemakaman di kawasan Banua Anyar, Banjarmasin Timur. “Saat datang ke Banjarmasin, saya merasa seperti di rumah sendiri, karena di Denmark juga banyak sungai. Saya sekarang mengerti kenapa Erick senang tinggal di Banjarmasin dan melakukan penelitian tentang sungai dan jukung,” ucapnya.
Masyarakat kota ini, katanya lagi, sudah sepantasnya untuk meningkatkan kebersihan lingkungan. “Sampah dan limbah merupakan masalah besar. Dan masalah tersebut tidak hanya terjadi di Banjarmasin. Masalah sampah dan limbah itu perlu komitmen contohnya seperti larangan penggunakan kantong plastik, lalu membuat kain sasirangan dengan pewarna alami,” pungkasnya.
Sementara itu, Asisten Bidang Administrasi dan Umum Setda Kota Banjarmasin, H A Rusmin yang menerima dan mendampingi Rasmus A Krestensen, dengan dilaksanakanya Festival Nyawa Sungai ini, nantinya bisa memecahkan masalah tentang sampah dan kebersihan lingkungan. “Walaupun dilakukan secara bertahap, namun perubahannya mengarah ke lebih baik,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Rasmus A Krestensen beserta rombongan juga mengujungi rumah Kai Asing yang berada di kawasan Banua Anyar, di sana, ia berkesempatan melihat peninggalan Erick Petersen berupa sketsa dan tulisan mengenai perahu asli Kota Banjarmasin (jukung), kemudian ia melanjutkan perjalanananya melihat situs sejarah diantaranya Makam Sultan Suriansyah di kawasan Kuin Banjarmasin Utara dan melakukan kegiatan susur sungai menuju Sungai Kelayan Kecil dan sekitarnya.(humpro-bjm)
Bahkan, dalam kunjungannya ke kota seribu sungai yang diprakarsa komunitas kaki kota Banjarmasin, pria yang akrab disapa Rasmus ini menyatakan, Kota Banjarmasin kini sudah masuk daftar pemerintah Denmark yang akan diberikan bantuan untuk penanganan masalah kebersihan lingkungan.
Tak hanya itu, lanjutnya, pihak bank dunia pun berencana memberikan bantuan kepada ini. “Bantuan yang akan diberikan nanti berupa teknologi dan pendidikan untuk menanggulangi sampah. Sedangkan untuk bantuan dari bank dunia, kini sudah masuk perencanaan,” terangnya, Senin (14/05).
Untuk diketahui, kedatangan Rasmus A Krestensen ke Bumi Kayuh Baimbai selain untuk memenuhi undangan tim kaki kota yang melaksanakan kegiatan Festival Nyawa Sungai, juga untuk melihat warga negara Denmark yang menetap di Kota Banjarmasin, Erick Petersen.
Erick menikah dengan wanita asli Kota Banjarmasin bernama Maspun Kasran.
Hingga akhir hayatnya, Erick atau biasa dipanggil Kai Asing tetap menjadi warga Kota Banjarmasin dan kini dimakamkan di pemakaman di kawasan Banua Anyar, Banjarmasin Timur. “Saat datang ke Banjarmasin, saya merasa seperti di rumah sendiri, karena di Denmark juga banyak sungai. Saya sekarang mengerti kenapa Erick senang tinggal di Banjarmasin dan melakukan penelitian tentang sungai dan jukung,” ucapnya.
Masyarakat kota ini, katanya lagi, sudah sepantasnya untuk meningkatkan kebersihan lingkungan. “Sampah dan limbah merupakan masalah besar. Dan masalah tersebut tidak hanya terjadi di Banjarmasin. Masalah sampah dan limbah itu perlu komitmen contohnya seperti larangan penggunakan kantong plastik, lalu membuat kain sasirangan dengan pewarna alami,” pungkasnya.
Sementara itu, Asisten Bidang Administrasi dan Umum Setda Kota Banjarmasin, H A Rusmin yang menerima dan mendampingi Rasmus A Krestensen, dengan dilaksanakanya Festival Nyawa Sungai ini, nantinya bisa memecahkan masalah tentang sampah dan kebersihan lingkungan. “Walaupun dilakukan secara bertahap, namun perubahannya mengarah ke lebih baik,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Rasmus A Krestensen beserta rombongan juga mengujungi rumah Kai Asing yang berada di kawasan Banua Anyar, di sana, ia berkesempatan melihat peninggalan Erick Petersen berupa sketsa dan tulisan mengenai perahu asli Kota Banjarmasin (jukung), kemudian ia melanjutkan perjalanananya melihat situs sejarah diantaranya Makam Sultan Suriansyah di kawasan Kuin Banjarmasin Utara dan melakukan kegiatan susur sungai menuju Sungai Kelayan Kecil dan sekitarnya.(humpro-bjm)
Posting Komentar